Hari Itu Tidak Ada Kabar Gembira

Tafsir Al-Qur’an: Surah Al-Furqaan ayat 22

0
844

Kajian Tafsir Surah Al-Furqaan ayat 22. Kesombongan kaum musyrik sehingga tidak beriman kepada Allah, ingatlah pada hari ketika mereka melihat para malaikat, pada hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

يَوْمَ يَرَوْنَ الْمَلائِكَةَ لا بُشْرَى يَوْمَئِذٍ لِلْمُجْرِمِينَ وَيَقُولُونَ حِجْرًا مَحْجُورًا (٢٢)

(Ingatlah) pada hari (ketika) mereka melihat para malaikat, pada hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa dan mereka berkata, “Hijraan mahjuuraa.” (Q.S. Al-Furqaan : 22)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Yauma (pada hari), yakni pada hari kiamat.

Yaraunal malā-ikata (ketika mereka melihat malaikat), yakni saat mereka menghadapi kematian.

Lā busyrā (tidak ada kabar gembira), yakni para malaikat berkata kepada mereka, “Tidak ada kabar gembira!”

Yauma-idzil lil mujrimīna (pada hari itu bagi orang-orang yang berdosa), yakni tidak ada surga bagi orang-orang musyrik.

Wa yaqūlūna (dan mereka berkata), yakni para malaikat.

Hijram mahjūrā (“hijram mahjūrā“), yakni kabar gembira (surga) benar-benar diharamkan bagi orang-orang kafir. Menurut satu pendapat, wa yaqūlūna. (dan mereka berkata), yakni ketika orang-orang kafir melihat malaikat, mereka berkata, “Hijram mahjūrā (hijram mahjūrā),” yakni sungguh sangat jauh antara kami dan kalian.


BACA JUGA Kajian Tafsir Juz Ke-19 untuk ayat lainnya

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. (Ingatlah) pada hari (ketika) mereka melihat para malaikat[6], pada hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa[7] dan mereka berkata, “Hijraan mahjuuraa[8].

[6] Yang sebelumnya mereka minta agar diturunkan. Awal mereka melihat malaikat adalah pada saat mereka mati, yaitu ketika malaikat turun hendak mencabut nyawa mereka. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman, “Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata), “Keluarkanlah nyawamu,” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.” (Terj. Al An’aam: 93) Setelah itu, ketika mereka dikubur, di mana mereka akan didatangi malaikat Munkar dan Nakir, lalu malaikat itu akan bertanya kepada mereka tentang Tuhan mereka, nabi mereka dan agama mereka. Mereka pun tidak bisa menjawab dengan jawaban yang menyelamatkan mereka, sehingga mereka akan disiksa, dan tidak memperoleh rahmat, kemudian pada hari Kiamat ketika para malaikat menggiring mereka ke neraka lalu menyerahkan kepada para penjaga neraka yang akan menyiksa mereka. Inilah sesungguhnya yang mereka usulkan dan yang mereka minta. Oleh karena itu, jika mereka tetap di atas perbuatan itu, maka mereka akan melihat dan menemui malaikat, dan ketika itu mereka malah berlindung dari malaikat serta berlari, namun tidak ada tempat berlari lagi.

[7] Yakni orang-orang kafir, berbeda dengan orang-orang mukmin yang mendapat kabar gembira dengan surga.

[8] Ini suatu ungkapan yang biasa disebut orang Arab di waktu menemui musuh yang tidak dapat dielakkan lagi atau ditimpa suatu bencana yang tidak dapat dihindari. Ungkapan ini berarti, “Semoga Allah menghindari bahaya ini dari saya”, ada pula yang mengartikan, “Haram lagi diharamkan.” Yakni orang kafir haram mendapatkan kabar gembira, diampuni dosa atau masuk ke surga pada hari itu.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Pada hari mereka melihat Malaikat) di antara makhluk-makhluk Allah yang lainnya, yaitu pada hari kiamat. Lafal Yauma dinashabkan oleh lafal Udzkur, yang keberadaannya diperkirakan sebelumnya; maksudnya, ingatlah pada hari mereka melihat Malaikat (di hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa) yakni orang-orang kafir, berbeda keadaannya dengan orang-orang Mukmin, bagi mereka kabar gembira yaitu mendapatkan surga (dan mereka berkata: ‘Hijran mahjuuran'”) sebagaimana kebiasaan mereka di dunia apabila mereka tertimpa kesengsaraan, artinya: lindungilah kami di tempat perlindungan. Mereka pada hari itu meminta perlindungan kepada Malaikat.

.

Tafsir Ibnu Katsir

Firman Allah Swt.:

Pada hari mereka melihat malaikat di hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa dan mereka berkata, “Hijran Mahjura.” (Al-Furqan: 22)

Maksudnya, mereka tidak dapat melihat malaikat di hari yang paling baik bagi mereka, bahkan di hari mereka dapat melihat para malaikat, tiada kabar gembira bagi mereka. Yang demikian itu bertepatan dengan saat mereka menjelang kematiannya, yaitu di saat para malaikat memberitahukan kepada mereka bahwa mereka masuk neraka dan mendapat murka dari Tuhan Yang Mahaperkasa. Saat itu malaikat berkata kepada orang kafir tepat-padasaat roh keluar dari tubuhnya, “Keluarlah, hai jiwa yang kotor, dari tubuh yang kotor. Keluarlah kamu menuju ke dalam siksaan angin yang amat panas, air yang panas lagi mendidih, dan dalam naungan asap yang hitam.”

Roh orang kafir itu menolak, tidak mau keluar dan bercerai-berai ke seluruh tubuhnya. Maka malaikat maut memukulinya (hingga keluar secara paksa). Hal ini digambarkan oleh Allah Swt. melalui firman-Nya:

وَلَوْ تَرَى إِذْ يَتَوَفَّى الَّذِينَ كَفَرُوا الْمَلائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ

Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka. (Al-Anfal: 50), hingga akhir ayat.

وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ

Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedangkan para malaikat memukul dengan tangannya. (Al-An’am: 93)

Yakni memukuli mereka dengan tangannya.

أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ

(sambil berkata), “‘Keluarkanlah nyawamu.” Di hari kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (Al-An’am: 93)

Karena itulah dalam ayat yang mulia ini Allah Swt. berfirman:

Pada hari mereka melihat malaikat di hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa. (Al-Furqan: 22)

Hal ini berbeda dengan keadaan yang dialami oleh orang-orang mukmin, saat mereka menjelang kematiannya. Karena sesungguhnya mereka mendapat berita gembira akan kebaikan-kebaikan dan beroleh hal-hal yang menggembirakan. Allah Swt. telah berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنزلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ نُزُلًا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami ialah Allah, “kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), “Janganlah kalian merasa takut dan janganlah kalian merasa sedih; dan bergembiralah kalian dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepada kalian.” Kamilah pelindung-pelindung kalian dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kalian memperoleh apa yang kalian inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kalian minta. Sebagai balasan (bagi kalian) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Fussilat: 30-32)

Di dalam hadis sahih disebutkan melalui Al-Barra ibnu Azib, bahwa malaikat berkata kepada roh orang mukmin, “Keluarlah, hai jiwa yang baik, dari tubuh yang baik, jika kamu hendak memakmurkannya. Keluarlah kamu menuju kehidupan yang penuh dengan kenikmatan dan keharuman serta Tuhan yang tidak murka.” Hadis ini secara utuh disebutkan di dalam tafsir surah Ibrahim pada pembahasan firman-Nya:

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ

Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki. (Ibrahim: 27)

Ulama lain mengatakan, makna yang dimaksud dari firman-Nya:

Pada hari mereka melihat malaikat di hari itu tidak ada kabar gembira. (Al-Furqan: 22)

Yakni pada hari kiamat, menurut Mujahid dan Ad-Dahhak serta lain-lainnya. Tidak ada pertentangan di antara pendapat ini dan pendapat sebelumnya. Karena para malaikat pada kedua hari tersebut, yaitu hari kematian dan hari berbangkit, menampakkan dirinya kepada orang-orang mukmin, juga orang-orang kafir. Maka para malaikat menyampaikan berita gembira kepada orang-orang mukmin, bahwa mereka akan mendapat rahmat dan rida. Sedangkan kepada orang-orang kafir para malaikat memberitahukan bahwa mereka akan mendapat kekecewaan dan kerugian, maka di hari itu tiada berita bagi orang-orang yang berdosa.

dan mereka berkata, “Hijran Mahjura.” (Al-Furqan: 22)

Yaitu para malaikat berkata kepada orang-orang kafir, “Haram berat bagi kalian mendapat keberuntungan pada hari ini.” Asa! kata al-hijr artinya terlarang. Dikatakan, “Hajaral Qadi ‘Ala Fulanin, (kadi menahan si Fulan),” yakni manakala si kadi menahan kebebasannya, adakalanya karena orang yang bersangkutan jatuh pailit (dalam usahanya), atau karena masih kecil (berusia muda) (sehingga dilarang melakukan tasarruf), atau karena kurang akalnya, atau karena faktor yang lain. Diambil dari kata ini juga pengertian Hijir (Isma’il) yang ada di sisi Ka’bah; karena orang-orang yang bertawaf dilarang melakukan tawaf di dalamnya, melainkan tawaf hanya dilakukan di luarnya. Termasuk ke dalam pengertian ini dikatakan kepada ‘aql (penjamin) dengan sebutan hijr karena ia mencegah orang yang berada di bawah jaminannya melakukan hal-hal yang tidak layak. Kesimpulannya ialah bahwa damir yang terkandung di dalam firman-Nya:

dan mereka mengatakan. (Al-Furqan: 22)

kembali kepada malaikat. Demikianlah menurut pendapat Mujahid, Ikrimah, Al-Hasan, Ad-Dahhak, Qatadah, Atiyyah Al-Aufi, Ata Al-Khurrasani, Khasif, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang. Pendapat ini dipilih oleh Ibnu Jarir

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepadaku ayahku, telah menceritakan kepada kami Abu Na’im, telah menceritakan kepada kami Musa (yakni Ibnu Qais), dari Atiyyah Al-Aufi, dari Abu Sa’id Al-Khudri sehubungan dengan makna firman-Nya: dan mereka mengatakan, “Hijran Mahjura.” (Al-Furqan: 22) Maksudnya, haram berat mendapat berita gembira seperti berita gembira yang diperoleh orang-orang yang bertakwa. Ibnu Jarir meriwayatkan hal ini dari Ibnu Juraij yang pernah mengatakan bahwa hal itu merupakan perkataan orang-orang musyrik.

Pada hari mereka melihat malaikat. (Al-Furqan: 22)

Yakni orang-orang musyrik itu meminta perlindungan kepada Allah dari (kebengisan) para malaikat. Demikian itu (kata Ibnu Juraij) karena orang-orang Arab di masa dahulu bila seseorang dari mereka mengalami musibah atau kesengsaraan, ia mengatakan, “Hijran Mahjura.”

Pendapat ini sekalipun mempunyai alasan dan sumber, tetapi jika dipandang dari segi konteks ayat jauh sekali dari kebenaran, terlebih lagi jumhur ulama telah me-nas-kan hal yang bertentangan dengannya.

Akan tetapi, Ibnu Abu Nujaih pernah meriwayatkan dari Mujahid bahwa Mujahid pernah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya, “Hijran Mahjura” Makna yang dimaksud ialah memohon perlindungan dengan sangat, sehingga pendapat ini mirip dengan apa yang telah dikemukakan oleh Ibnu Juraij. Tetapi herannya disebutkan di dalam riwayat Ibnu Abu Hatim, dari Abu Nujaih, dari Mujahid yang  mengatakan bahwa Hijran Mahjura artinya memohon perlindungan, yang mengatakannya adalah para malaikat.

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Artikel SebelumnyaAkan Jadikan Amal Itu Bagaikan Debu yang Berterbangan
Artikel SelanjutnyaMenyusun Teks Ulasan