Dia Akan Datang kepada-Nya Seorang Diri

Tafsir Al-Qur’an: Surah Maryam ayat 80-82

0
536

Kajian Tafsir Surah Maryam ayat 80-82. Mereka telah memilih tuhan-tuhan selain Allah. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

وَنَرِثُهُ مَا يَقُولُ وَيَأْتِينَا فَرْدًا (٨٠) وَاتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ آلِهَةً لِيَكُونُوا لَهُمْ عِزًّا (٨١) كَلا سَيَكْفُرُونَ بِعِبَادَتِهِمْ وَيَكُونُونَ عَلَيْهِمْ ضِدًّا (٨٢)

Dan Kami akan mewarisi apa yang dia katakan itu, dan dia akan datang kepada Kami seorang diri. Dan mereka telah memilih tuhan-tuhan selain Allah, agar tuhan-tuhan itu menjadi pelindung bagi mereka, Sama sekali tidak! Kelak mereka (sembahan) itu akan mengingkari penyembahan mereka terhadapnya, dan akan menjadi musuh bagi mereka. (Q.S. Maryam : 80-82)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Wa naritsuhū mā yaqūlu (dan Kami akan mewarisi apa yang dia katakan) di dalam surga lalu memberikannya kepada kaum mukmin.

Wa ya’tīyanā (dan dia akan datang kepada Kami) pada hari kiamat.

Fardā (sendirian), yakni seorang diri, tanpa harta, anak, dan kebaikan. Ayat ini diturunkan berhubungan dengan perbedaan pendapat yang terjadi antara Khabbab bin al-Arats dan temannya.

Wattakhadzū (dan mereka telah mengambil), yakni penduduk Mekah telah menyembah.

Miη dūnillāhi ālihatan (tuhan-tuhan selain Allah), yakni berhala-berhala.

Li yakūnū lahum ‘izzā (supaya menjadi pelindung bagi mereka), yakni pembela mereka dari azab Allah Ta‘ala.

Kallā (sekali-kali tidak). Allah Ta‘ala menegaskan bantahan kepada mereka, bahwasanya mereka tidak akan mempunyai pembela dari azab Allah.

Sa yakfurūna bi ‘ibādatihim (kelak mereka [berhala-berhala] akan mengingkari penyembahan terhadapnya), yakni kelak berhala-berhala itu akan berlepas diri dari penyembahan yang dilakukan orang-orang kafir.

Wa yakūnūna ‘alaihim dliddā (dan mereka [berhala-berhala] akan menjadi lawan bagi mereka), yakni berhala-berhala itu akan menjadi pelayan bagi orang-orang kafir dalam mendapatkan azab.


BACA JUGA Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-16 untuk ayat lainnya

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. Dan Kami akan mewarisi apa yang dia katakan itu[18], dan dia akan datang kepada Kami seorang diri[19].

[18] Maksudnya, Allah akan mengambil kembali harta dan anak orang kafir tersebut sehingga ia menemui-Nya seorang diri saja, di mana sebelumnya ia menyangka akan mendapat harta dan anak.

[19] Lalu yang ia lihat di hadapannya adalah azab yang pedih.

  1. Dan mereka telah memilih tuhan-tuhan selain Allah, agar tuhan-tuhan itu menjadi pelindung[20] bagi mereka,

[20] Yakni para pemberi syafaat di sisi Allah agar mereka tidak diazab.

  1. Sama sekali tidak! Kelak mereka (sembahan) itu akan mengingkari penyembahan mereka terhadapnya[21], dan akan menjadi musuh bagi mereka.

[21] Lihat surah Yunus: 28-29.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Dan Kami akan mewarisi apa yang ia katakan itu) yaitu harta benda dan anak (dan ia akan datang kepada Kami) kelak pada hari kiamat (dengan seorang diri) dalam keadaan tidak punya harta benda dan tidak punya anak.
  2. (Dan mereka telah mengambil) orang-orang kafir Mekah (selain dari Allah) yakni berhala-berhala (sebagai tuhan-tuhan) yang mereka sembah (agar tuhan-tuhan itu menjadi pelindung bagi mereka) maksudnya memberikan syafaat kepada mereka di hadapan Allah supaya mereka jangan diazab oleh-Nya.
  3. (Sekali-kali tidak) tiada sesuatu pun yang dapat mencegah azab mereka. (Kelak mereka itu akan mengingkari) yakni tuhan-tuhan sembahan mereka itu (penyembahan mereka) artinya mereka akan mengingkari penyembahan orang-orang yang mempertuhankan mereka, sebagaimana dijelaskan pula oleh ayat lain, yaitu firman-Nya, “Mereka sekali-kali tidak menyembah Kami…” (Q.S. Al-Qashash, 63). (dan tuhan-tuhan itu akan menjadi musuh bagi mereka) yakni berhala-berhala itu justru akan menjadi musuh orang-orang yang menyembahnya kelak di akhirat.

.

Tafsir Ibnu Katsir

Allah Swt. menceritakan perihal orang-orang kafir yang musyrik terhadap Tuhan mereka, bahwa mereka menjadikan sembahan-sembahan selain dari Allah sebagai tuhan-tuhan mereka. Yang dengan tuhan-tuhan itu mereka membanggakan dirinya dan meminta pertolongan kepadanya.

Kemudian Allah Swt. menceritakan bahwa duduk perkaranya tidaklah seperti apa yang mereka duga, bahkan apa yang mereka harapkan itu tidak ada sama sekali dan kosong belaka. Untuk itu Allah Swt. berfirman:

sekali-kali tidak. Kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya. (Maryam: 82)

Yakni kelak di hari kiamat akan terjadi pengingkaran itu.

dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka. (Maryam: 82)

Yaitu bersikap berbeda dengan apa yang didugakan oleh mereka terhadap sembahan-sembahannya. Pengertiannya sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. di dalam firman-Nya:

وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَنْ لَا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُونَ. وَإِذَا حُشِرَ النَّاسُ كَانُوا لَهُمْ أَعْدَاءً وَكَانُوا بِعِبَادَتِهِمْ كَافِرِينَ

Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doa)nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka? Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat), niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka. (Al-Ahqaf: 5-6)

Abu Nuhaik membaca ayat ini dengan bacaan berikut: “كُلٌّ سَيَكْفُرُونَ بِعِبَادَتِهِمْ” artinya: Masing-masing dari sembahan mereka akan mengingkari penyembahan mereka.

As-Saddi telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Sekali-kali tidak. Kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya. (Maryam: 82) Yakni berhala-berhala sembahan mereka akan mengingkari penyembahan mereka.

Firman Allah Swt.:

dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka. (Maryam: 82)

Yaitu bersikap berbeda dengan apa yang diharap-harapkan oleh mereka dari sembahan-sembahannya.

Ali ibnu AbuTalhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka. (Maryam: 82) Bahwa makna diddan ialah a’wanan, yakni menjadi teman-teman mereka.

Mujahid mengatakan bahwa sembahan-sembahan itu kelak di hari kiamat akan menjadi lawan mereka yang mendebat dan mendustakan pemujaan-pemujaan mereka terhadapnya.

Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka. (Maryam: 82) Bahwa yang dimaksud dengan diddan ialah teman-teman,

Qatadah mengatakan bahwa sembahan-sembahan itu akan menjadi teman-teman mereka di dalam neraka; sebagian dari mereka melaknat dan mengingkari sebagian yang lainnya.

As-Saddi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka. (Maryam: 82) Bahwa sembahan-sembahan itu kelak di hari kiamat akan menjadi musuh-musuh mereka yang sangat sengit.

Ad-Dahhak mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka. (Maryam: 82) Bahwa sembahan-sembahan itu kelak akan menjadi musuh mereka.

Ibnu Zaid mengatakan bahwa ad-diddu artinya malapetaka.

Ikrimah mengatakan bahwa ad-diddu artinya penyesalan.

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Artikel SebelumnyaAllah Telah Mengutus Setan-setan Itu kepada Orang-orang Kafir
Artikel SelanjutnyaAdakah Dia Melihat yang Gaib?