Balasan Bagi Orang-orang yang Berbuat Kebaikan

Kajian Tafsir Surah Al-Maa'idah ayat 84-86

0
784

Kajian Tafsir Surah Al-Maa’idah ayat 84-86. Balasan bagi orang-orang yang berbuat kebaikan dan bagi orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

وَمَا لَنَا لا نُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَمَا جَاءَنَا مِنَ الْحَقِّ وَنَطْمَعُ أَنْ يُدْخِلَنَا رَبُّنَا مَعَ الْقَوْمِ الصَّالِحِينَ (٨٤) فَأَثَابَهُمُ اللَّهُ بِمَا قَالُوا جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَاءُ الْمُحْسِنِينَ (٨٥) وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ (٨٦)

Dan mengapa kami tidak beriman kepada Allah dan kepada kebenaran yang datang kepada kami, padahal kami sangat ingin agar Tuhan kami memasukkan kami ke dalam golongan orang-orang saleh (mukmin)?” (Q.S. Al-Maa’idah : 84)

Maka Allah memberi pahala kepada mereka atas perkataan yang telah mereka ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah balasan (bagi) orang-orang yang berbuat kebaikan. (Q.S. Al-Maa’idah : 85)

Adapun orang-orang yang kafir serta mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni neraka. (Q.S. Al-Maa’idah : 86)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Wa mā lanā lā nu’minu billāhi wa mā jā-anā minal haqqi (mengapa kami tidak mau beriman kepada Allah dan kepada kebenaran yang datang kepada kami), yakni pada kebenaran dari kitab kami yang telah sampai kepada kami, dan juga kepada Rasulullah ﷺ.

Wa nathma‘u ay yud-khilanā rabbunā (padahal kami sangat mengharapkan agar Rabb kami memasukkan kami) ke dalam surga.

Ma‘al qaumish shālihīn (bersama orang-orang yang saleh”), yakni bersama orang-orang saleh dari umat Nabi Muhammad ﷺ.

Fa atsābahumullāhu (maka Allah memberi mereka pahala), yakni maka Allah Ta‘ala memastikan untuk mereka.

Bimā qālū (atas apa yang mereka ucapkan), yakni pengakuan tauhid yang mereka ucapkan dengan penuh ketundukkan.

Jannātin ([yaitu] surga), yakni taman-taman.

Tajrī miη tahtiha (yang mengalir di bawahnya), yakni di bawah pepohonan dan tempat-tempat tinggal mereka.

Al-anhāru (sungai-sungai), yaitu sungai air, sungai susu, sungai khamar, dan sungai madu.

Khālidīna fīhā (mereka kekal di dalamnya), yakni mereka tinggal di dalam surga, tidak akan pernah mati dan tidak akan pernah dikeluarkan dari dalamnya.

Wa dzālika (dan itulah), maksudnya yang telah dikemukakan itu.

Jazā-ul muhsinīn (balasan bagi orang-orang yang berbuat kebaikan), yakni bagi orang-orang yang mengesakan Allah Ta‘ala. Menurut pendapat yang lain, bagi orang-orang yang berbuat baik dalam ucapan dan perbuatan.

Wal ladzīna kafarū (dan orang-orang yang kafir) kepada Allah Ta‘ala.

Wa kadz-dzabū bi āyātinā (serta mendustakan ayat-ayat Kami), yakni mendustakan Nabi Muhammad ﷺ dan Al-Qur’an.

Ulā-ika ash-hābul jahīm (mereka itu adalah para penghuni neraka), yakni ahli neraka.

Daftar Isi: Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-7  

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

84.[3] Dan mengapa kami tidak beriman kepada Allah dan kepada kebenaran yang datang kepada kami[4], padahal kami sangat ingin agar Tuhan kami memasukkan kami ke dalam golongan orang-orang saleh (mukmin)?”

[3] Ada yang mengatakan, bahwa ucapan ini mereka ucapkan ketika orang-orang Yahudi mencela mereka karena masuk Islam.

[4] Yakni, “Apa yang menghalangi kami untuk beriman, padahal ada yang menghendaki kami beriman (berupa kebenaran yang dibawanya)?”

  1. Maka Allah memberi pahala kepada mereka atas perkataan yang telah mereka ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah balasan (bagi) orang-orang yang berbuat kebaikan.
  2. Adapun orang-orang yang kafir serta mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni neraka.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Dan) mereka mengatakan sehubungan dengan bantahan mereka terhadap orang-orang Yahudi yang mencap mereka masuk Islam (mengapa kami tidak beriman kepada Allah dan kepada kebenaran yang datang kepada kami) yaitu berupa Al-Qur’an; artinya tidak ada halangan bagi diri kami untuk beriman selagi memang ada bukti-bukti yang mengharuskan iman (padahal kami sangat ingin) diathafkan/dikaitkan dengan lafal nu’minu (agar Tuhan kami memasukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang saleh?) orang-orang yang beriman ke dalam surga. Allah melanjutkan firman-Nya:
  2. (Maka Allah memberi mereka pahala terhadap perkataan yang mereka ucapkan, yaitu surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya sedang mereka kekal di dalamnya. Dan itulah balasan bagi orang-orang yang berbuat kebaikan) yang ikhlas keimanannya.
  3. (Dan orang-orang kafir serta mendustakan ayat-ayat Kami mereka itulah penghuni neraka.)

.

Tafsir Ibnu Katsir

Perkataan mereka disitir oleh Allah Subhaanahu wa Ta’aala melalui wahyu yang diturunkan-Nya yaitu:

وَمَا لَنَا لَا نُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَمَا جَاءَنَا مِنَ الْحَقِّ وَنَطْمَعُ أَنْ يُدْخِلَنَا رَبُّنَا مَعَ الْقَوْمِ الصَّالِحِينَ

Mengapa kami tidak akan beriman kepada Allah dan kepada kebenaran yang datang kepada kami, padahal kami sangat ingin agar Tuhan kami memasukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang saleh? (Al-Maa’idah: 84)

Golongan orang-orang Nasrani inilah yang disebutkan oleh Allah Subhaanahu wa Ta’aala melalui firman-Nya:

وَإِنَّ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَمَنْ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَمَا أُنزلَ إِلَيْكُمْ وَمَا أُنزلَ إِلَيْهِمْ خَاشِعِينَ لِلَّهِ

Dan sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka, sedangkan mereka berendah hati kepada Allah. (Ali Imran:199), hingga akhir ayat.

الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِهِ هُمْ بِهِ يُؤْمِنُونَ * وَإِذَا يُتْلَى عَلَيْهِمْ قَالُوا آمَنَّا بِهِ إِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّنَا إِنَّا كُنَّا مِنْ قَبْلِهِ مُسْلِمِينَ

Orang-orang yang telah kami datangkan kepada mereka Al-Kitab sebelumnya Al-Qur’an, mereka beriman (pula) dengan Al-Qur’an itu. Dan apabila dibacakan (Al-Qur’an itu) kepada mereka, mereka berkata, “Kami beriman kepadanya, sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah suatu kebenaran dari Tuhan kami, sesungguhnya kami sebelumnya adalah orang-orang yang membenarkannya.”(Al-Qashash: 52-53)

sampai dengan firman-Nya:

لَا نَبْتَغِي الْجَاهِلِينَ

Kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil. (Al-Qashash: 55)

Karena itulah dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:

فَأَثَابَهُمُ اللَّهُ بِمَا قَالُوا جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ

Maka Allah memberi mereka pahala terhadap perkataan yang mereka ucapkan (yaitu) surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. (Al-Maa’idah: 85)

Yakni Allah membalas mereka sebagai pahala atas iman mereka, kepercayaan dan pengakuan mereka kepada perkara yang hak, yaitu berupa:

جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا

Surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedangkan mereka kekal di dalamnya. (Al-Maa’idah: 85)

Yakni mereka tinggal di dalam surga untuk selamanya, tidak akan pindah dan tidak akan fana.

وَذَلِكَ جَزَاءُ الْمُحْسِنِينَ

Dan itulah balasan (bagi) orang-orang yang berbuat kebaikan. (Al-Ma’idah: 85)

Yakni karena mereka mengikuti perkara yang hak dan taat kepadanya di mana pun perkara yang hak ada dan kapan saja serta dengan siapa pun, mereka tetap berpegang kepada perkara yang hak.

Selanjutnya Allah menceritakan perihal orang-orang yang celaka melalui firman-Nya:

وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا

Dan orang-orang kafir serta mendustakan ayat-ayat Kami. (Al-Maa’idah: 86)

Ayat berikutnya: Larangan Mengharamkan yang Baik-baik 

Yakni ingkar kepada ayat-ayat Allah dan menentangnya.

أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ

Mereka itulah penghuni neraka. (Al-Maa’idah: 86)

Yakni mereka adalah ahli neraka yang akan masuk ke dalamnya.

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Artikel SebelumnyaLarangan Mengharamkan yang Baik-baik
Artikel SelanjutnyaSadar Atas Kebenaran Al-Qur’an dan Nabi Muhammad ﷺ

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini