Bagi Setiap Nabi, Ada Musuh dari Orang-orang yang Berdosa

Tafsir Al-Qur’an: Surah Al-Furqaan ayat 30-31

0
703

Kajian Tafsir Surah Al-Furqaan ayat 30-31. Pengaduan Rasulullah ﷺ kepada Tuhannya karena Al-Qur’an ini diabaikan dan Begitulah, bagi setiap nabi, ada musuh dari orang-orang yang berdosa.  Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا (٣٠) وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ وَكَفَى بِرَبِّكَ هَادِيًا وَنَصِيرًا (٣١)

Dan Rasul (Muhammad) berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur’an ini diabaikan. Begitulah, bagi setiap nabi, telah Kami adakan musuh dari orang-orang yang berdosa. Tetapi cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk  dan penolong. (Q.S. Al-Furqaan : 30-31)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Wa qālar rasūlu (dan berkatalah rasul), yakni Nabi Muhammad ﷺ.

Yā rabbi inna qaumittakhadzū hādzal qur-āna mahjūrā (“Rabbi, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur’an ini sesuatu yang tidak diacuhkan), yakni sesuatu yang dicaci-maki, diabaikan, tidak dibaca, dan tidak diamalkan.

Wa kadzālika (dan seperti itulah), sebagaimana Kami telah menjadikan Abu Jahl sebagai musuhmu.

Ja‘alnā li kulli nabiyyin (Kami telah menjadikan bagi setiap nabi) sebelum kamu.

‘Aduwwam minal mujrimīn (musuh dari kalangan orang-orang yang berdosa), yakni dari kalangan orang-orang musyrik di antara kaumnya.

Wa kafā bi rabbika hādiyan (dan cukuplah Rabb-mu sebagai Pemberi petunjuk), yakni sebagai Pemelihara.

Wa nashīrā (dan Penolong), yakni sebagai Pembela dari segala maksud (jahat) yang ditujukan kepadamu.


BACA JUGA Kajian Tafsir Juz Ke-19 untuk ayat lainnya

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. Dan Rasul (Muhammad) berkata[24], “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku[25] telah menjadikan Al-Qur’an ini diabaikan[26].

[24] Berdoa dan mengeluhkan kepada Tuhannya serta menyayangkan tentang sikap kaumnya yang malah berpaling dari Al-Qur’an ini.

[25] Yakni yang Engkau utus aku untuk menerangkan petunjuk dan menyampaikan risalah kepada mereka.

[26] Mereka meninggalkan dan mengabaikannya, padahal yang wajib bagi mereka adalah tunduk kepadanya, mendatangi hukum-hukumnya, dan berjalan mengikutinya.

  1. [27]Begitulah[28], bagi setiap nabi, telah Kami adakan musuh dari orang-orang yang berdosa[29]. Tetapi cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk[30] dan penolong[31].

[27] Allah Subhaanahu wa Ta’aala menghibur Rasul-Nya dan memberitahukan, bahwa mereka punya pendahulu yang perbuatannya sama dengan mereka.

[28] Yakni sebagaimana telah Kami adakan untukmu musuh dari kaum musyrik Quraisy.

[29] Di antara faedah diadakan musuh bagi setiap nabi adalah agar hak berada di atas kebatilan dan kebenaran semakin jelas, karena dengan adanya penentangan yang batil terhadap yang hak dapat menambah kebenaran semakin jelas, dan semakin jelas keistimewaan yang diberikan Allah kepada orang-orang yang berada di atas yang hak dan hukuman yang diberikan-Nya kepada orang-orang yang berada di atas kebatilan. Oleh karena itu, bersabarlah sebagaimana mereka (para nabi) bersabar dan janganlah kamu bersedih dan dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka.

[30] Yakni yang menunjukimu sehingga apa yang kamu harapkan tercapai, demikian pula maslahat agama maupun dunia.

[31] Terhadap musuh-musuhmu. Oleh karena itu, bertawakkallah kepada-Nya.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Berkatalah Rasul) Nabi Muhammad, (“Ya Rabbku! Sesungguhnya kaumku) kabilah Quraisy (menjadikan Al-Qur’an ini suatu yang diasingkan”) ditinggal begitu saja. Maka Allah swt. berfirman,
  2. (“Dan seperti itulah) sebagaimana Kami telah menjadikan bagimu musuh dari kalangan orang-orang musyrik kaummu sendiri (Kami adakan bagi tiap-tiap Nabi) sebelum kamu (musuh dari orang-orang yang berdosa) yakni orang-orang musyrik maka bersabarlah sebagaimana mereka bersabar. (Dan cukuplah Rabbmu menjadi Pemberi petunjuk) bagimu (dan Penolong”) yang menolong kamu terhadap musuh-musuhmu.

.

Tafsir Ibnu Katsir

Allah Swt. menceritakan tentang nabi-Nya, yaitu Muhammad ﷺ. Bahwa dia mengatakan:

Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur’an ini suatu yang tidak diacuhkan. (Al-Furqan: 30)

Demikian itu karena orang-orang musyrik tidak mau mendengar Al-Qur’an dengan penuh ketaatan, tidak mau pula mendengarnya. Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan oleh Firman-Nya dalam ayat lain:

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَسْمَعُوا لِهَذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ

Dan orang-orang yang kafir berkata, “Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al-Qur’an ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya. (Fussilat: 26), hingga akhir ayat.

Apabila dibacakan Al-Qur’an kepada mereka, mereka melakukan hiruk-pikuk dan banyak berbicara tentang hal lainnya hingga orang-orang tidak dapat mendengarkannya. Ini merupakan salah satu sikap yang menggambarkan ketidakacuhan kepada Al-Qur’an, tidak mau beriman kepada Al-Qur’an serta tidak membenarkannya, termasuk sikap meninggalkan Al-Qur’an. Termasuk sikap tidak mengacuhkan Al-Qur’an ialah tidak mau merenungkan dan memahami maknanya. Termasuk ke dalam pengertian tidak mengacuhkan Al-Qur’an ialah tidak mengamalkannya dan tidak melaksanakan perintah-perintahnya, serta tidak meninggalkan larangan-larangannya. Termasuk pula ke dalam pengertian tidak mengacuhkan Al-Qur’an ialah mengesampingkannya, lalu menuju kepada yang lainnya, baik berupa syair, pendapat, nyanyian atau main-main, cerita atau pun metode yang diambil bukan darinya.

Semoga Allah Yang Maha Penganugerah lagi Maha Kuasa atas segala sesuatu menyelamatkan kita dari hal-hal yang membuat-Nya murka, dan menggerakkan kita kepada hal-hal yang diridai oleh-Nya, seperti menghafal Al-Qur’an-Nya, memahaminya, dan mengamalkan apa yang di-kandungnya di tengah malam dan siang hari, sesuai dengan cara yang disukai dan diridai-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Mulia lagi Maha Pemberi.

Firman Allah Swt.:

Dan seperti itulah telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. (Al-Furqan: 31)

Seperti yang terjadi pada dirimu, hai Muhammad, dari kaummu, yaitu orang-orang yang tidak mengacuhkan Al-Qur’an. Hal yang sama telah terjadi pula di kalangan umat-umat terdahulu. Karena Allah menjadikan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari kalangan orang-orang yang berdosa yang menyeru manusia kepada kesesatan dan kekafiran mereka. Makna ayat ini sama dengan apa yang disebut dalam ayat lain melalui firman-Nya:

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإنْسِ وَالْجِنِّ

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin. (Al-An’am: 112)

Karena itulah dalam ayat berikut ini disebutkan oleh firman-Nya:

Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong. (Al-Furqan: 31)

bagi orang yang mengikuti Rasul-Nya, beriman kepada Kitab-Nya, membenarkannya dan mengikuti petunjuknya. Sesungguhnya Allah akan memberinya petunjuk dan menolongnya di dunia dan di akhirat. Disebutkan oleh firman-Nya:

menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong. (Al-Furqan: 31)

tiada lain karena orang-orang musyrik selalu menghalang-halangi manusia dari mengikuti ajaran Al-Qur’an, dengan tujuan agar tiada seorang pun yang memakai petunjuknya, dan agar jalan mereka (orang-orang musyrik) dapat mengalahkan petunjuk Al-Qur’an. Untuk itulah maka disebutkan oleh firman-Nya:

Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. (Al-Furqan: 31), hingga akhir ayat.

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Artikel SebelumnyaHikmah Diturunkan Al-Qur’an Secara Berangsur-angsur
Artikel SelanjutnyaHari Ketika Orang-orang Zalim Menggigit Dua Jarinya