Bagaimanakah Bermohon Kepada-Nya?

Kajian Tafsir Surah Al-A'raaf ayat 56

0
304

Kajian Tafsir Surah Al-A’raaf ayat 56. Dorongan bertadharru’ serta berdoa kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala, dan bagaimanakah bermohon kepada-Nya? Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

وَلا تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ بَعْدَ إِصْلاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَةَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ

Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (Allah) memperbaikinya. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan. (Q.S. Al-A’raaf : 56)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Wa lā tufsidū fil ardli (dan janganlah kalian berbuat kerusakan di muka bumi) dengan melakukan berbagai kemaksiatan dan mengajak manusia mengabdi kepada selain Allah Ta‘ala.

Ba‘da ishlāhihā (sesudah memperbaikinya) dengan melaksanakan ketaatan dan mengajak manusia mengabdi kepada Allah Ta‘ala.

Wad ‘ūhu (dan berdoalah kepada-Nya), yakni beribadahlah kepada-Nya.

Khaufan (dengan perasaan takut) kepada-Nya dan dari azab-Nya.

Wa thama‘ā (serta penuh harap) kepada-Nya agar kalian menjadi penghuni surga.

Inna rahmatallāhi (sesungguhnya rahmat Allah), yakni surga Allah Ta‘ala.

Qarībum minal muhsinīn (amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik), yakni kepada orang-orang mukmin yang melakukan kebaikan dengan ucapan dan perbuatan.

BACA JUGA Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-8 Lengkap 

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi[13] setelah (Allah) memperbaikinya[14]. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut[15] dan penuh harap[16]. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan[17].

[13] Dengan syirk dan kemaksiatan.

[14] Dengan mengutus para rasul.

[15] Terhadap siksa-Nya dan takut jika ditolak.

[16] Terhadap rahmat-Nya, serta berharap agar diterima. Berdasarkan ayat ini, seorang yang berdoa hendaknya tidak merasa ujub dengan dirinya, menempatkan dirinya melebihi kedudukannya, dan berdoa dengan hati yang lalai lagi lengah. Ini semua termasuk ihsan dalam berdoa, karena ihsan dalam beribadah berarti ia melakukannya dengan sunguh-sungguh dan melakukannya dengan sempurna.

[17] Yakni orang-orang yang berbuat ihsan dalam ibadahnya dan berbuat ihsan terhadap orang lain. Oleh karena itu, jika seorang hamba banyak berbuat ihsan, maka semakin dekat dengan rahmat Alah. Dalam ayat ini terdapat anjuran berbuat ihsan. Disebutkan kata-kata “qarib” (dekat) dengan bentuk mudzakkar sebagai khabar dari rahmat Allah, karena disandarkan rahmat tersebut kepada Allah, atau karena rahmat tersebut berarti pahala.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi) dengan melakukan kemusyrikan dan perbuatan-perbuatan maksiat (sesudah Allah memperbaikinya) dengan cara mengutus rasul-rasul (dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut) terhadap siksaan-Nya (dan dengan penuh harap) terhadap rahmat-Nya. (Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik) yakni orang-orang yang taat. Lafal qariib berbentuk mudzakkar padahal menjadi khabar lafal rahmah yang muannats, hal ini karena lafal rahmah dimudhafkan kepada lafal Allah.

.

Tafsir Ibnu Katsir

Firman Allah Subhaanahu wa Ta’aala:

Dan janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya. (Al-A’raaf : 56)

Allah Subhaanahu wa Ta’aala melarang perbuatan yang menimbulkan kerusakan di muka bumi dan hal-hal yang membahayakan kelestariannya sesudah diperbaiki. Karena sesungguhnya apabila segala sesuatunya berjalan sesuai dengan kelestariannya, kemudian terjadilah pengrusakan padanya, hal tersebut akan membahayakan semua hamba Allah. Maka Allah Subhaanahu wa Ta’aala melarang hal tersebut, dan memerintahkan kepada mereka untuk menyembah-Nya dan berdoa kepada-Nya serta berendah diri dan memohon belas kasihan-Nya. Untuk itulah Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman;

Dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). (Al-A’raaf ; 56)

Yakni dengan perasaan takut terhadap siksaan yang ada di sisi-Nya dan penuh harap kepada pahala berlimpah yang ada di sisi-Nya. Kemudian dalam firman selanjutnya disebutkan:

Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (Al-A’raaf : 56)

Maksudnya, sesungguhnya rahmat Allah selalu mengincar orang-orang yang berbuat kebaikan, yaitu mereka yang mengikuti perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:

وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ

Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa. (Al-A’raaf : 156), hingga akhir ayat.

Dalam ayat ini disebutkan qaribun dan tidak disebutkan qaribatun mengingat di dalamnya (yakni lafaz rahmat) terkandung pengertian pahala; atau karena disandarkan kepada Allah, karena itu disebutkan qaribun minal muhsinin (amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik).

BACA JUGA Kajian Tafsir ayat berikutnya .... 

Matar Al-Warraq pernah mengatakan, “Laksanakanlah janji Allah dengan taat kepada-Nya, karena sesungguhnya Dia telah menetapkan bahwa rahmat-Nya amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Artikel SebelumnyaAngin Sebagai Pembawa Kabar Gembira
Artikel SelanjutnyaDorongan Bertadharru’ Serta Berdoa Kepada Allah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini