Allah Tidak Akan Mengampuni Dosa Syirik

Kajian Tafsir Surah An-Nisaa’ ayat 48

0
219

Kajian Tafsir Surah An-Nisaa’ ayat 48. Allah tidak akan mengampuni dosa syirik. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa yang selain (syirik) itu, bagi siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh, ia telah berbuat dosa yang besar. (Q.S. An-Nisaa’ : 48)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Innallāha lā yaghfiru ay yusyraka bihī (sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik), yakni jika dia mati dalam kemusyrikan.

Wa yagh-firu mā dūna dzālika li may yasyā-u (dan Dia mengampuni segala dosa selain dari [syirik] itu bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya), yakni bagi orang-orang yang bertobat.

Wa may yusy-rik billāhi faqadiftarā (dan barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat), yakni telah mereka-reka.

Itsman (dosa), yakni kebohongan.

‘Azhīmā (yang besar). Ayat ini diturunkan berkaitan dengan Wahsyi, pembunuh Hamzah, paman Nabi ﷺ

.

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa yang selain (syirik) itu, bagi siapa yang Dia kehendaki[6]. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh, ia telah berbuat dosa yang besar[7].

[6] Yakni dengan memasukkannya ke surga tanpa azab, atau jika Dia menghendaki, maka Dia mengazab pelaku maksiat di bawah syirk (yakni orang mukmin yang berbuat maksiat) karena dosa-dosanya kemudian Dia masukkan ke dalam surga. Dosa-dosa yang berada di bawah syirk telah Allah adakan sebab-sebab yang menghapusnya, contoh: tobatnya, istighfarnya, amal salehnya, musibah yang menimpanya di dunia, azab di alam barzakh atau di hari kiamat, peristiwa dahsyat di hari kiamat, dan dengan doa kaum mukmin antara yang satu dengan lainnya, syafaat dari orang-orang yang diberi izin memberi syafaat dan dengan rahmat (kasih sayang) Allah Ta’ala yang diberikan-Nya kepada orang yang beriman dan bertauhid. Berbeda dengan syirk, di mana pelakunya telah menutup pintu ampunan dan rahmat bagi dirinya, oleh karenanya amal baiknya tidaklah bermanfaat, demikian juga musibah yang menimpanya, dan pada hari kiamat mereka tidak memperoleh syafaat.

[7] Hal itu, karena di dalam syirk, pelakunya menyamakan antara makhluk yang lemah dari berbagai sisi dan memiliki kekurangan dengan Al Khaaliq yang Maha Sempurna dari berbagai sisi, Yang Maha Kaya tidak memerlukan makhluk-Nya, di mana tidak ada satu pun kenikmatan yang diterima makhluk kecuali berasal dari-Nya. Namun demikian, ayat ini tertuju kepada pelaku syirk yang tidak bertobat, adapun jika ia bertobat, maka Allah Subhaanahu wa Ta’aala mengampuni syirk dan dosa-dosa di bawahnya sebagaimana firman Allah:

Katakanlah: Wahai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Terj. Az Zumar: 53)

.

Tafsir Jalalain

  1. (Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni bila Dia dipersekutukan) artinya tidak akan mengampuni dosa mempersekutukan-Nya (dan Dia akan mengampuni selain dari demikian) di antara dosa-dosa (bagi siapa yang dikehendaki-Nya) beroleh ampunan, sehingga dimasukkan-Nya ke dalam surga tanpa disentuh oleh siksa. Sebaliknya akan disiksa-Nya lebih dulu orang-orang mukmin yang dikehendaki-Nya karena dosa-dosa mereka, dan setelah itu barulah dimasukkan-Nya ke dalam surga. (Siapa mempersekutukan Allah, maka sesungguhnya ia telah berbuat dosa yang besar).
Daftar Isi: Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-5

Tafsir Ibnu Katsir

Allah Subhaanahu wa Ta’aala  memberitakan bahwa:

لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ

Dia tidak akan mengampuni dosa mempersekutukan Dia

yakni Dia tidak akan memberikan ampunan kepada seorang hamba yang menghadap kepada-Nya dalam keadaan mempersekutukan Dia.

وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ

Dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu. (An-Nisaa’: 48)

Yang dimaksud dengan ma dalam ayat ini ialah segala macam dosa.

Berikutnya: Dalam Keadaan Tidak Mempersekutukan Allah

لِمَنْ يَشَاءُ

Bagi siapa yang dikehendaki-Nya. (An-Nisaa’: 48)

dari kalangan hamba-hamba-Nya.

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Artikel SebelumnyaDalam Keadaan Tidak Mempersekutukan Allah
Artikel SelanjutnyaAncaman Jika Tidak Beriman

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini