Allah akan Mengumpulkan Mereka Semua

Kajian Tafsir Surah An-Nisaa’ ayat 172

0
266

Kajian Tafsir Surah An-Nisaa’ ayat 172. Pandangan Al-Qur’an terhadap Nabi Isa ‘alaihis salam; Barang siapa yang enggan menyembah-Nya dan menyombongkan diri, maka Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

لَنْ يَسْتَنْكِفَ الْمَسِيحُ أَنْ يَكُونَ عَبْدًا لِلَّهِ وَلا الْمَلائِكَةُ الْمُقَرَّبُونَ وَمَنْ يَسْتَنْكِفْ عَنْ عِبَادَتِهِ وَيَسْتَكْبِرْ فَسَيَحْشُرُهُمْ إِلَيْهِ جَمِيعًا

Almasih sama sekali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah). Barang siapa yang enggan menyembah-Nya dan menyombongkan diri, maka Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya. (Q.S. An-Nisaa’ : 172)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Lay yastangkifal masīhu (Almasih sekali-kali tidak merasa enggan), yakni Almasih tidak menganggap rendah.

Ay yakūna ‘abdal lillāhi (menjadi hamba bagi Allah), yakni untuk mengakui penghambaan diri kepada Allah Ta‘ala. Ayat ini turun berkenaan dengan perkataan mereka (ahli kitab), Hai Muhammad, apa yang kamu katakan telah menyebabkan sahabat kami berpaling (pada agamamu). Maka Allah pun menurunkan ayat yang menjelaskan bahwasanya ‘Isa ‘alaihis salam tidak dianggap berpaling (dari agamanya) ketika ia memilih menjadi hamba Allah.

Wa lal malā-ikatul muqarrabūn (dan tidak pula malaikat-malaikat yang terdekat), yakni malaikat-malaikat muqarrabūn pemikul Arasy tidak pula memandang rendah untuk mengakui penghambaan diri kepada Allah Ta‘ala.

Wa may yastangkif (barangsiapa merasa enggan), yakni barangsiapa menganggap rendah.

‘An ‘ibādatihī (untuk beribadah kepada-Nya), yakni mengakui penghambaan diri kepada-Nya.

Wa yastakbir (dan menyombongkan diri) dari beriman kepada Allah Ta‘ala.

Fa sa yahsyuruhum ilaihi (maka kelak Allah akan mengumpulkan mereka kepada-Nya) pada hari kiamat.

Jamī‘ā (semua), baik yang mukmin maupun yang kafir.

Daftar Isi: Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-6 

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. Almasih sama sekali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah[11], dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah)[12]. Barang siapa yang enggan menyembah-Nya dan menyombongkan diri, maka Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya.

[11] Nabi Isa ‘alaihis salam dan para malaikat senang menjadi hamba Allah dan beribadah kepada-Nya.

[12] Yaitu malaikat yang berada di sekitar Arsy seperti Jibril, Mikail, Israfil dan malaikat-malaikat yang setingkat dengan mereka.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Almasih tidak merasa malu) maksudnya Almasih yang kamu katakan sebagai Tuhan itu tidak merasa enggan dan takabur (menjadi hamba bagi Allah dan tidak pula enggan malaikat-malaikat yang terdekat) kepada Allah mereka juga tidak malu untuk menjadi hamba-Nya. Ini suatu kalimat selang yang terbaik yang dikemukakan untuk menolak anggapan sementara orang bahwa mereka adalah Tuhan atau putri-putri Allah sebagaimana kalimat yang sebelumnya digunakan untuk menolak anggapan kaum Nasrani bahwa Isa adalah putra-Nya. (Siapa yang enggan untuk menyembah-Nya dan menyombongkan diri maka kelak Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya) yakni di akhirat.

.

Tafsir Ibnu Katsir

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Hisyam, dari Ibnu Juraij, dari Ata, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:

لَنْ يَسْتَنْكِفَ

Tidak sekali-kali enggan. (An-Nisaa’: 172)

Makna yang dimaksud ialah tidak menyombongkan diri, sedangkan menurut Qatadah artinya tidak enggan atau tidak segan-segan.

الْمَسِيحُ أَنْ يَكُونَ عَبْدًا لِلَّهِ وَلا الْمَلائِكَةُ الْمُقَرَّبُونَ

Al-Masih menjadi hamba bagi Allah, dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah). (An-Nisaa’: 172)

Sebagian ulama mengatakan bahwa malaikat lebih utama dari manusia berdasarkan ayat ini, karena Allah Subhaanahu wa Ta’aala  telah berfirman:

وَلا الْمَلائِكَةُ الْمُقَرَّبُونَ

Dan tidak pula enggan malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah). (An-Nisaa’: 172)

Padahal mereka tidak mempunyai dalil dari ayat ini, karena sesungguhnya lafaz ul-mala-ikah di-‘ataf-kan kepada al-masih tiada lain karena pengertian istinkaf adalah enggan atau menolak, sedangkan para malaikat lebih mampu daripada Al-Masih untuk melakukan hal tersebut. Untuk itu disebutkan:

وَلا الْمَلائِكَةُ الْمُقَرَّبُونَ

Dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah) (An-Nisaa’: 172)

Padahal tidak mesti bila keadaan mereka lebih kuat dan lebih mampu daripada Al-Masih untuk melakukan hal tersebut, lalu dikatakan bahwa mereka lebih utama daripada dia.

Menurut pendapat yang lain, sesungguhnya para malaikat disebutkan dalam ayat ini tiada lain karena mereka dijadikan sebagai tuhan-tuhan selain Allah, sebagaimana Al-Masih dijadikan tuhan. Maka Allah Subhaanahu wa Ta’aala  memberitahukan bahwa mereka semuanya adalah hamba-hamba-Nya dan makhluk-Nya, seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:

وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ عِبَادٌ مُكْرَمُونَ

Dan mereka berkata, Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak, Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan. (Al-Anbiya: 26)

hingga beberapa ayat selanjutnya.

Karena itu dalam firman selanjutnya dari ayat ini disebutkan:

وَمَنْ يَسْتَنْكِفْ عَنْ عِبَادَتِهِ وَيَسْتَكْبِرْ فَسَيَحْشُرُهُمْ إِلَيْهِ جَمِيعًا

Barang siapa yang enggan dari menyembah-Nya dan menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya. (An-Nisaa’: 172)

Ayat berikutnya: Balasan untuk Orang-orang yang Durhaka Lagi Sombong 

Yaitu kelak Allah Subhaanahu wa Ta’aala  akan mengumpulkan semuanya di hari kiamat, dan Dia akan memutuskan di antara mereka dengan hukum-Nya yang adil lagi tidak aniaya dan tidak ada penyimpangan (berat sebelah).

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Artikel SebelumnyaBalasan untuk Orang-orang yang Durhaka Lagi Sombong
Artikel SelanjutnyaPandangan Al-Qur’an Terhadap Nabi Isa ‘Alaihis Salam

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini