Allah Akan Menggiring Orang yang Durhaka ke Neraka Jahanam

Tafsir Al-Qur’an: Surah Maryam ayat 86-87

0
634

Kajian Tafsir Surah Maryam ayat 86-87. Allah akan menggiring orang yang durhaka ke neraka Jahanam dalam keadaan dahaga. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

وَنَسُوقُ الْمُجْرِمِينَ إِلَى جَهَنَّمَ وِرْدًا (٨٦) لا يَمْلِكُونَ الشَّفَاعَةَ إِلا مَنِ اتَّخَذَ عِنْدَ الرَّحْمَنِ عَهْدًا (٨٧)

Dan Kami akan menggiring orang yang durhaka ke neraka Jahanam dalam keadaan dahaga. Mereka tidak berhak mendapat syafaat (pertolongan) kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Allah Yang Maha Pengasih. (Q.S. Maryam : 86-87)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Wa nasūqul mujrimīna (dan Allah akan menggiring orang-orang durhaka), yakni orang-orang musyrik.

Ilā jahannama wirdā (ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga), yakni kehausan.

Lā yamlikūnasy syafā‘ata (mereka tidak berhak mendapat syafaat), yakni para malaikat tidak akan memberikan syafaat kepada seorang pun.

Illā manittakhadza (kecuali orang yang telah mengambil), yakni orang yang telah meyakini.

‘Iηdar rahmāni ‘ahdā (perjanjian di sisi Yang Maha Pengasih), dengan mengucapkan lā ilāha illallāh.


BACA JUGA Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-16 untuk ayat lainnya

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. Dan Kami akan menggiring orang yang durhaka ke neraka Jahanam dalam keadaan dahaga[25].

[25] Mereka digiring secara menghinakan ke penjara yang paling besar dan hukuman yang paling hebat, yaitu neraka Jahanam dalam keadaan haus dan letih. Ketika mereka meminta pertolongan tidak diberi, ketika berdoa tidak diijabah dan ketika meminta syafaat tidak mendapatkannya.

  1. Mereka tidak berhak mendapat syafaat (pertolongan) kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Allah Yang Maha Pengasih[26].

[26] Maksud mengadakan perjanjian dengan Allah adalah menjalankan segala perintah Allah dengan beriman dan bertakwa kepada-Nya atau dengan bersyahadat Laailaahaillallah. Iman dan takwa disebut Allah sebagai perjanjian, karena Allah telah berjanji dalam kitab-kitab-Nya dan melalui lisan para rasul-Nya balasan yang baik bagi mereka yang beriman dan bertakwa.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Dan Kami akan menghalau orang-orang yang durhaka) karena kekafiran mereka (ke neraka Jahanam dalam keadaan dahaga). Lafal Wirdun adalah bentuk jamak dari lafal Waaridun artinya berjalan dalam keadaan dahaga.
  2. (Mereka tidak dapat memberi) manusia semuanya (syafaat kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah) yakni kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan tiada daya serta tiada kekuatan melainkan berkat pertolongan Allah.

.

Tafsir Ibnu Katsir

Firman Allah Swt.:

dan Kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke neraka Jahanam dalam keadaan dahaga. (Maryam: 86)

Yang dimaksud dengan wirdan ialah itasyan, yakni kehausan.

Mereka tidak berhak mendapat syafaat. (Maryam: 87)

Yakni tidak ada seorang pun yang memberikan syafaat kepada mereka, sebagaimana sebagian dari orang-orang mukmin memberikan syafaatnya kepada sebagian yang lain. Ayat ini sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. di dalam ayat lain melalui firman-Nya:

فَمَا لَنَا مِنْ شَافِعِينَ * وَلا صَدِيقٍ حَمِيمٍ

Maka kami tidak mempunyai pemberi syafaat seorang pun dan tidak pula mempunyai teman yang akrab. (Asy-Syu’ara: 100-101)

Adapun firman Allah Swt.:

kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan yang Maha Pemurah. (Maryam: 87)

Istisna dalam ayat ini munqati’, yakni hanya orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah sajalah yang beroleh syafaat dan pertolongan. Perjanjian tersebut berupa kesaksiannya yang mengatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, lalu ia mengamalkan hak dari kalimah tersebut.

Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah. (Maryam: 87) Bahwa yang dimaksud dengan perjanjian ini ialah kesaksiannya yang mengatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan berlepas diri kepada Allah dari upaya dan kekuatan, serta tidak berharap kecuali hanya kepada Allah Swt.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Usman ibnu Khalid Al-Wasiti, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Hasan Al-Wasiti, dari Al-Mas’udi, dari Aun ibnu Abdullah, dari Abu Fakhitah, dari Al-Aswad ibnu Yazid yang mengatakan bahwa Abdullah ibnu Mas’ud membaca ayat ini: kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah. (Maryam: 87) Kemudian Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa mereka yang telah mengambil janji di sisi Tuhannya, maka kelak di hari kiamat Allah Swt. akan memanggil mereka, “Barang siapa yang telah mengambil janji di sisi Allah, hendaklah ia berdiri.” Mereka (para tabi’in) berkata, “Wahai Abu Abdur Rahman (julukan panggilan Ibnu Mas’ud), kalau begitu ajarkanlah doanya kepada kami.” Ibnu Mas’ud menjawab, “Kalau demikian, ucapkanlah oleh kalian doa berikut: “Ya Allah, Pencipta langit dan bumi, Yang mengetahui semua yang gaib dan yang lahir, sesungguhnya saya berjanji kepada Engkau dalam kehidupan dunia ini, bahwa sesungguhnya bila Engkau menyerahkan diriku kepada amal perbuatanku yang mendekatkan diriku kepada keburukan dan menjauhkan diriku dari kebaikan, sedangkan aku tidak percaya kepada siapa pun kecuali hanya kepada rahmat-Mu, maka jadikanlah bagiku di sisi Engkau suatu perjanjian yang Engkau akan tunaikan kepadaku kelak di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak akan menyalahi janji’.”

Al-Mas’udi mengatakan bahwa Zakaria telah menceritakan ini kepadanya dari Al-Qasim ibnu Abdur Rahman, bahwa telah menceritakan kepadanya Ibnu Mas’ud. Tersebutlah pula bahwa sahabat Ibnu Mas’ud selalu mengiringi doanya dengan doa ini dengan penuh rasa takut, memohon perlindungan dan memohon ampunan dengan penuh harap dan cemas kepada Allah Swt. Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan pula asar yang semisal melalui jalur lain, dari Al-Mas’udi.

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Artikel SebelumnyaAllah Subhaanahu wa Ta’aala Bersih dari Memiliki Sekutu
Artikel SelanjutnyaBagaikan Kafilah yang Terhormat