Dalam hadits di bawah ini, Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam memberikan petunjuk tentang keutamaan membaca Ayat Kursi setelah shalat fardu.
Hadits ini meriwayatkan bahwa siapa pun yang melaksanakan amalan ini akan mendapatkan pahala besar, yaitu diberikan jaminan untuk memasuki surga. Hal ini menunjukkan pentingnya mengamalkan bacaan Ayat Kursi dalam ibadah sehari-hari dan sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Dengan melakukan amalan ini, seorang muslim dapat berharap mendapatkan ganjaran yang besar dan surga sebagai balasannya.
Mari kita simak hadits dari Abu Umamah dalam keutamaan membaca Ayat Kursi sesudah shalat fardu.
Abu Bakar ibnu Murdawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Muharriz ibnu Yanawir Al-Adami, telah menceritakan kepada kami Ja’far ibnu Muhammad ibnul Hasan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Bisyr di Tartus, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Humair, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ziyad, dari Abu Umamah yang menceritakan bahwa Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
مَنْ قَرَأَ دُبُر كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ آيَةَ الْكُرْسِيِّ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُولِ الْجَنَّةِ إِلَّا أَنْ يَمُوتَ
Barang siapa yang membaca ayat Kursi sehabis setiap shalat fardu, maka tiada penghalang baginya untuk memasuki surga kecuali hanya mati.
Hal yang sama diriwayatkan oleh Imam Nasai di dalam kitab Al-Yaum wal Lailah dari Al-Hasan ibnu Bisyr dengan lafaz yang sama.
Ibnu Hibban di dalam kitab sahihnya telah meriwayatkan dari hadits Muhammad ibnu Humair (yaitu Al-Himsi, salah seorang Rijal Imam Bukhari), hadits ini dapat dinilai sahih dengan syarat Imam Bukhari. Abul Faraj yaitu Ibnul Jauzi menduga bahwa hadits ini maudu’.
Ibnu Murdawaih meriwayatkannya melalui hadits Ali dan Al-Mugirah ibnu Syu’bah serta Jabir ibnu Abdullah semisal dengan hadits ini, tetapi di dalam sanad masing-masing terdapat ke-daif-an.
Baca juga: Ayat Kursi, Pencerahan Jiwa dan Kehadiran Ilahi
Bacalah Ayat Kursi Pada Tiap-tiap Sehabis Shalat Fardu
Hadits berikut merupakan satu lagi bukti tentang keutamaan membaca Ayat Kursi, khususnya setelah shalat fardu. Dalam hadits ini, Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam menyampaikan pesan bahwa Allah Subhānahu wa Ta’āla telah memberikan wahyu kepada Nabi Musa ‘alaihis salam untuk membaca Ayat Kursi setelah shalat fardu.
Beliau menjelaskan bahwa setiap orang yang mengamalkannya dengan khusyuk dan keikhlasan akan mendapatkan banyak keberkahan, termasuk hati yang penuh syukur, lisannya yang selalu berzikir, serta pahala yang setara dengan para nabi dan amal shalih seperti para siddiqin (orang-orang yang sangat benar dalam iman).
Namun, pesan dalam hadits ini juga menyiratkan bahwa tidak semua orang dapat memelihara amalan tersebut. Hanya nabi, siddiq (orang-orang yang sangat benar dalam iman), atau hamba yang diuji oleh Allah Subhānahu wa Ta’āla untuk keimanan yang akan dapat memeliharanya. Hal ini menggarisbawahi pentingnya keikhlasan dan konsistensi dalam amalan keagamaan, dan mengingatkan kita untuk senantiasa berusaha memelihara ibadah kita dengan tekun dan ikhlas di jalan Allah.
Mari kita simak hadits berikut.
Ibnu Murdawaih mengatakan:
Telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Hasan ibnu Ziyad Al-Muqri telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Durustuwaih Al-Marwazi telah menceritakan kepada kami Ziyad ibnu Ibrahim telah menceritakan kepada kami Abu Hamzah As-Sukari Dari Al-Musanna, dari Qatadah, dari Al-Hasan, dari Abu Musa Al-Asy’ari, dari Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
أَوْحَى اللَّهُ إِلَى مُوسَى بْنِ عِمْرَانَ عَلَيْهِ السَّلَامُ أَنِ اقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِيِّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ مكتوبة فإنه من يقرؤها فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ أجعلْ لَهُ قَلْبَ الشَّاكِرِينَ وَلِسَانَ الذَّاكِرِينَ وَثَوَابَ الْمُنِيبِينَ وَأَعْمَالَ الصِّدِّيقِينَ وَلَا يُوَاظِبُ عَلَى ذَلِكَ إِلَّا نَبِيٌّ أَوْ صِدِّيقٌ أَوْ عَبْدٌ امتحنتُ قَلْبَهُ لِلْإِيمَانِ أَوْ أُرِيدُ قَتْلَهُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
Allah mewahyukan kepada Musa ibnu Imran ‘alaihis salam, Bacalah ayat Kursi pada tiap-tiap sehabis shalat fardu, karena sesungguhnya barang siapa yang membacanya setelah selesai dari tiap shalat fardu, niscaya Aku jadikan baginya kalbu orang-orang yang bersyukur, lisan orang-orang yang berzikir, pahala para nabi dan amal para siddiqin. Dan tidak sekali-kali melestarikan hal tersebut kecuali hanya seorang nabi atau seorang siddiq atau seorang hamba yang Aku uji kalbunya untuk iman atau Aku menghendakinya terbunuh di jalan Allah.
Hadits ini munkar sekali.
Baca juga: Makna Ayat Kursi Menurut Tafsir Ibnu Katsir
Ayat Kursi Memelihara Pembacanya
Dalam hadits di bawah ini, Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa membaca surat Al-Mu’min (Ha-Mim) hingga akhir surat (Ilaihil masir) dan Ayat Kursi di permulaan pagi hari akan memberikan perlindungan kepada pembacanya hingga petang hari. Selanjutnya, jika seseorang membaca keduanya hingga petang hari, perlindungannya akan berlanjut hingga permulaan pagi hari berikutnya.
Hal ini menegaskan bahwa membaca surat Al-Mu’min dan Ayat Kursi pada saat pagi dan petang hari adalah amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Amalan ini tidak hanya mendatangkan perlindungan fisik dan spiritual kepada individu, tetapi juga mengokohkan ikatan mereka dengan Al-Qur’an, yang merupakan sumber petunjuk dan rahmat dari Allah Subhānahu wa Ta’āla. Keutamaan membaca ayat-ayat Al-Qur’an ini mengingatkan umat Islam untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dan memelihara amalan-amalan ibadah mereka dengan tekun.
Mari kita simak hadits lain yang menyebutkan bahwa ayat Kursi memelihara pembacanya pada permulaan siang hari dan permulaan malam hari.
Abu Isa At-Turmuzi mengatakan telah menceritakan kepada kami Yahya ibnul Mugirah (yaitu Abu Salamah Al-Makhzumi Al-Madini) telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Fudaik. Dari Abdur Rahman Al-Mulaiki, dari Zararah ibnu Mus’ab dari Abu Salamah dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
مَنْ قَرَأَ: حم الْمُؤْمِنَ إِلَى: إِلَيْهِ الْمَصِيرُ وَآيَةَ الْكُرْسِيِّ حِينَ يُصْبِحُ حُفِظَ بِهِمَا حَتَّى يُمْسِيَ وَمَنْ قَرَأَهُمَا حِينَ يُمْسِي حُفِظَ بِهِمَا حَتَّى يُصْبِحَ
Barang siapa yang membaca Ha-Mim surat Al-Mu’min sampai kepada firman-Nya, Ilaihil masir, dan ayat Kursi di saat pagi hari, maka ia akan dipelihara oleh keduanya hingga petang hari. Dan barang siapa yang membaca keduanya hingga petang hari, maka ia akan dipelihara berkat keduanya hingga pagi hari.
Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadits ini berpredikat garib. Sebagian dari kalangan ahlul ilmi meragukan hafalan Abdur Rahman ibnu Abu Bakar ibnu Abu Mulaikah Al-Mulaiki.
Baca juga: Keagungan Ayat Kursi di Dalam Al-Qur’an
Keutamaan Bagi Mereka yang Menghafal Ayat Kursi
Terdapat sebuah hadits lain yang berasal dari Anas ibnu Malik, seorang sahabat Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam. Dalam riwayat ini, Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam mengajukan pertanyaan kepada salah seorang sahabatnya yang belum menikah.
Pertanyaan ini berkaitan dengan hafalan surat-surat tertentu dalam Al-Quran. Ketika sahabat tersebut menyatakan bahwa ia telah menghafal beberapa surat pendek, termasuk Ayat Kursi,
Hadits berikut menciptakan pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya menghafal dan memahami Al-Qur’an, serta menggarisbawahi khususnya keagungan Ayat Kursi. Dengan demikian, riwayat ini menyiratkan bahwa Ayat Kursi adalah salah satu bagian yang sangat istimewa dalam Al-Qur’an, yang membawa berkah dan keutamaan bagi mereka yang menghafalnya dengan sepenuh hati.
Mari kita simak hadits yang diriwayatkan dari Anas radiyallahu ‘anhu.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnul Haris, telah menceritakan kepada kami Salamah ibnu Wardan, bahwa sahabat Anas ibnu Malik pernah menceritakan hadits berikut kepadanya: Bahwa Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya kepada salah seorang lelaki dari kalangan sahabatnya, untuk itu beliau bertanya,
أَيْ فُلَانُ هَلْ تَزَوَّجْتَ؟ قَالَ: لَا وَلَيْسَ عِنْدِي مَا أَتَزَوَّجُ بِهِ. قَالَ: أَوَلَيَسَ مَعَكَ: قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ؟ قَالَ: بَلَى. قَالَ: رُبُعُ الْقُرْآنِ. أَلَيْسَ مَعَكَ: قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ ؟ قَالَ: بَلَى. قَالَ: رُبُعُ الْقُرْآنِ. أَلَيْسَ مَعَكَ إِذَا زُلْزِلَتِ ؟ قَالَ: بَلَى. قَالَ: رُبُعُ الْقُرْآنِ أَلَيْسَ مَعَكَ: إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ [وَالْفَتْحُ] ؟ قَالَ: بَلَى. قَالَ: رُبُعُ الْقُرْآنِ. أَلَيْسَ مَعَكَ آيَةُ الْكُرْسِيِّ: اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ ؟ قَالَ: بَلَى. قَالَ: رُبُعُ الْقُرْآنِ
Hai Fulan, apakah kamu sudah kawin? Lelaki itu menjawab, Belum, karena aku tidak mempunyai biaya untuk kawin.
Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam bertanya, Bukankah kamu telah hafal qul huwallahu ahad (surat Al-Ikhlas)? Lelaki itu menjawab, Memang benar. Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallambersabda, Seperempat Al-Qur’an.
Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam bertanya, Bukankah kamu telah hafal qul ya ayyuhal kafirun (surat Al-Kafirun)? Lelaki itu menjawab, Memang benar. Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, Seperempat Al-Qur’an.
Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallambertanya, Bukankah kamu telah hafal Ida zulzilal (surat Az-Zalzalah)? Lelaki itu menjawab, Memang benar. Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallambersabda, Seperempat Al-Qur’an.
Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam bertanya, Bukankah kamu hafal Ida ja’a nasrullahi (surat An-Nasr)? Lelaki itu menjawab, Memang benar. Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, Seperempat Al-Qur ‘an.
Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam bertanya, Bukankah kamu hafal ayat Kursi. yaitu ‘Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia’? Lelaki itu menjawab, Memang benar. Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, Seperempat Al-Qur’an.
Baca juga: Keutamaan Ayat Kursi, Ayat Perlindungan Diri
Demikianlah perihal keutamaan membaca ayat kursi. Membaca Ayat Kursi adalah tindakan ibadah yang tidak hanya memberikan perlindungan fisik dan spiritual. Tetapi juga menghubungkan kita lebih erat dengan Al-Qur’an, sumber petunjuk dan rahmat dari Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Oleh karena itu, sebagai umat Islam, kita dianjurkan untuk merutinkan membaca Ayat Kursi, baik di permulaan pagi hari maupun petang hari, sehingga kita dapat merasakan keutamaan dan manfaat besar yang terkandung dalam amalan ini serta mendekatkan diri kepada Allah dengan penuh kesadaran.
Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Sumber: Tafsir Ibnu Katsir