Beranda Tuntut ilmu Tafakur Alam Pada Sisi-Nya Khazanahnya

Pada Sisi-Nya Khazanahnya

Tafsir Al-Qur’an: Surah Al-Hijr ayat 21

0
anggur
anggur

Kajian Tafsir Surah Al-Hijr ayat 21. Tanda-tanda keesaan dan kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta’aala di alam semesta, dan tidak ada suatu pun melainkan pada sisi-Nya khazanahnya. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

وَإِن مِّن شَيْءٍ إِلاَّ عِندَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلاَّ بِقَدَرٍ مَّعْلُومٍ -٢١

Dan tidak ada suatu pun melainkan pada sisi Kamilah khazanahnya; Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu. (Q.S. Al-Hijr : 21)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Wa im miη syai-in (dan tidak ada sesuatu pun) dari jenis tanam-tanaman, buah-buah, dan hujan.

Illā ‘iηdanā khazā-inuhū (melainkan pada sisi Kami-lah perbendaharaannya), yakni kunci-kuncinya. Di Tangan Kami-lah kunci-kuncinya dan bukan di tangan kalian.

Wa mā nunazziluhū (dan tidaklah Kami menurunkannya), yakni menurunkan hujan.

Illā bi qadarim ma‘lūm (melainkan dengan kadar tertentu), yakni berdasarkan takaran dan ukuran tertentu, sesuai dengan pengetahuan malaikat yang mengaturnya.


BACA JUGA Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-14 untuk ayat lainnya

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. Dan tidak ada suatu pun[10] melainkan pada sisi Kamilah khazanahnya[11]; Kami tidak menurunkannya[12] melainkan dengan ukuran tertentu[13].

[10] Termasuk rezeki.

[11] Semuanya milik Allah, di Tangan-Nya perbendaharaan-perbendaharaannya, Dia memberi kepada siapa yang Dia kehendaki dan menghalangi siapa yang Dia kehendaki sesuai hikmah-Nya dan rahmat-Nya yang luas.

[12] Termasuk pula hujan.

[13] Sesuai yang ditentukan Allah, tidak lebih dan tidak kurang.

.

Tafsir Jalalain

  1. (Dan tiada) tidak ada (sesuatu pun melainkan pada sisi Kamilah khazanahnya) huruf min adalah zaidah; yang dimaksud adalah kunci-kunci perbendaharaan segala sesuatu itu (dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran-ukuran yang tertentu) sesuai dengan kepentingan-kepentingannya.

.

Tafsir Ibnu Katsir

Allah Swt. menyebutkan bahwa Dialah yang memiliki segala sesuatu, dan bahwa segala sesuatu mudah bagi-Nya serta tiada harganya bagi-Nya. Di sisi-Nya Dia memiliki perbendaharaan segala sesuatu yang terdiri atas berbagai macam jenis dan ragamnya.

Dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu. (Al-Hijr: 21)

Yakni menurut apa yang dikehendaki dan yang disukai-Nya, dan karena adanya hikmah yang sangat besar serta rahmat bagi hamba-hamba-Nya dalam hal tersebut, bukanlah sebagai suatu keharusan; bahkan Dia menetapkan atas diri-Nya kasih sayang (rahmat).

Yazid ibnu Abu Ziyad telah meriwayatkan dari Abu Juhaifah, dari Abdullah, bahwa tiada suatu daerah pun yang diberi hujan selama setahun penuh, tetapi Allah membagi-bagikannya sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya. Maka Dia memberikan hujan secara terbagi-bagi, terkadang di sana dan terkadang di sini. Kemudian Abdullah ibnu Mas’ud membacakan firman-Nya: Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kamilah khazanah (perbendaharaannya. (Al-Hijr: 21), hingga akhir ayat.

Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir.

Ibnu Jarir mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Al-Qasim, telah menceritakan kepada kami Hasyim, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Salim, dari Al-Hakam ibnu Uyaynah sehubungan dengan makna firman Allah Swt.: dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu. (Al-Hijr: 21) Bahwa tiada suatu tahun pun yang lebih banyak hujannya daripada tahun yang lain, tidak pula kurang; tetapi suatu kaum diberi hujan, sedangkan kaum yang lain tidak diberi berikut semua hewan yang ada di laut.

Ibnu Jarir mengatakan, ‘Telah sampai suatu berita kepada kami bahwa seiring dengan turunnya hujan, turun pula para malaikat yang bilangannya jauh lebih banyak daripada bilangan anak-anak iblis dan anak-anak Adam. Bilangan mereka sama dengan setiap tetes dari air hujan, turun di tempat mana pun tetes air hujan jatuh dan di daerah mana pun yang menumbuhkan tetumbuhan.”

قَالَ الْبَزَّارُ: حَدَّثَنَا دَاوُدُ وَهُوَ ابْنُ بَكْرٍ التُّسْتُري حَدَّثَنَا حبَّان بْنُ أَغْلَبَ بْنِ تَمِيمٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ هِشَامٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: خَزَائِنُ اللَّهِ الْكَلَامُ، فَإِذَا أَرَادَ شَيْئًا قَالَ لَهُ: كُنْ، فَكَانَ

Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Daud Ibnu Bukair, telah menceritakan kepada kami Hayyan ibnu Aglab ibnu Tamim, telah menceritakan kepadaku ayahku, dari Hisyam, dari Muhammad ibnu Sirin, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Perbendaharaan Allah ialah Kalam-(Nya), apabila Dia hendak menciptakan sesuatu. Dia hanya berfirman kepadanya, “Jadilah kamu!” Maka jadilah ia.

Kemudian Al-Bazzar mengatakan bahwa hadis ini tiada yang meriwayatkannya selain Aglab, sedangkan dia orangnya tidak kuat. Sejumlah ulama terdahulu ada yang membicarakannya, dan ternyata tiada yang meriwayatkan darinya kecuali hanya anaknya.

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

Exit mobile version