Beranda Tuntut ilmu Tafakur Alam Doa Orang yang Mengagumi Ciptaan Allah

Doa Orang yang Mengagumi Ciptaan Allah

Kajian Tafsir Surah Ali Imran ayat 191-194

0
ramadhan
ramadhan

Kajian Tafsir Surah Ali Imran ayat 191-194. Sekilas atsar (bekas atau pengaruh) dari kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta’aala dan keagungan-Nya pada penciptaan langit dan bumi, serta perintah memperbanyak dzikrullah dan berdoa kepada-Nya, dan perintah merenungi ciptaan-Nya; doa orang yang mengagumi ciptaan Allah. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ – رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ – رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلإيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الأبْرَارِ – رَبَّنَا وَآتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ

Ya Tuhan kami, Tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, maka lindungilah kami dari azab neraka. (Q.S. Ali Imran : 191)

Ya Tuhan Kami, sesungguhnya orang yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh, Engkau telah menghinakannya, dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang yang zalim. (Q.S. Ali Imran : 192)

Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar orang yang menyeru kepada iman, (yaitu), Berimanlah kamu kepada Tuhanmu, maka kami pun beriman. Ya Tuhan Kami, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami bersama orang-orang yang berbakti. (Q.S. Ali Imran : 193)

Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui rasul-rasul-Mu. Dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak pernah mengingkari janji. (Q.S. Ali Imran : 194)

.

Tafsir Ibnu Abbas

Rabbanā ([mereka pun berkata],Rabbana), yakni, Ya Tuhan kami!

Mā khalaqta hādzā bāthilan (tiadalah Engkau Menciptakan ini dengan sia-sia), yakni tanpa suatu tujuan.

Subhānaka (Maha Suci Engkau), yakni mereka me-Maha Sucikan Allah.

Fa qinā ‘adzāban nār (karenanya peliharalah kami dari azab neraka), yakni hindarkanlah kami dari azab neraka.

 

Rabbanā (Rabbana), mereka pun berkata, Ya Tuhan kami!

Innaka maη tud-khilin nāra fa qad akh-zaitah (sesungguhnya siapa pun yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh Engkau telah menghinakannya), yakni Engkau telah merendahkannya.

Wa mā lizh zhālimīna (dan tidak ada bagi orang-orang zalim itu), yakni bagi orang-orang musyrik.

Min aηshār (seorang penolong pun), yakni seorang pun yang dapat mencegah segala sesuatu yang akan ditimpakan kepada mereka baik di dunia maupun di akhirat.

Rabbanā (Rabbana), mereka pun berkata, Ya Tuhan kami!

Innanā sami‘nā munādiyan (sesungguhnya kami mendengar seruan seseorang). Yang mereka maksud adalah seruan Nabi Muhammad ﷺ.

Yunādī lil īmāni (yang menyeru kepada iman), yakni kepada tauhid.

An āminū bi rabbikum fa āmannā rabbanā ([yaitu], ‘Hendaklah kalian beriman kepada Rabb kalian’, maka kami pun beriman. Rabbana) kami pun beriman kepada-Mu, Kitab-Mu, dan Rasul-Mu.

Fagh fir lanā dzunūbanā (oleh karena itu, ampunilah kami atas dosa-dosa kami), yakni dosa-dosa besar.

Wa kaffir (dan hapuskanlah), yakni maafkanlah.

‘Annā sayyi-ātinā (dari kami kesalahan-kesalahan kami), yakni selain dosa-dosa besar.

Wa tawaffanā ma‘al ab-rār (dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti), yakni cabutlah roh kami dalam keadaan beriman, dan himpunlah kami bersama arwah para nabi dan orang-orang saleh.

Rabbanā (Rabbana), mereka pun berkata, Ya Tuhan kami!

Wa ātinā (berilah kami), yakni anugerahilah kami.

Mā wa‘attanā ‘alā rusulika (apa yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui rasul-rasul Engkau), yaitu Muhammad ﷺ.

Wa lā tukhzinā (dan janganlah Engkau menghinakan kami), yakni janganlah Engkau mengazab kami.

Yaumal qiyāmah (pada hari kiamat) sebagaimana Engkau mengazab orang-orang kafir.

Innaka lā tukhliful mī‘ād (sesungguhnya Engkau tiada menyalahi janji), tentang adanya kebangkitan sesudah mati, dan juga segala sesuatu yang Engkau Janjikan kepada kaum mukminin.

 

Rabbanā (Rabbana), mereka pun berkata, Ya Tuhan kami!

Wa ātinā (berilah kami), yakni anugerahilah kami.

Mā wa‘attanā ‘alā rusulika (apa yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui rasul-rasul Engkau), yaitu Muhammad ﷺ.

Wa lā tukhzinā (dan janganlah Engkau menghinakan kami), yakni janganlah Engkau mengazab kami.

Yaumal qiyāmah (pada hari kiamat) sebagaimana Engkau mengazab orang-orang kafir.

Innaka lā tukhliful mī‘ād (sesungguhnya Engkau tiada menyalahi janji), tentang adanya kebangkitan sesudah mati, dan juga segala sesuatu yang Engkau janjikan kepada kaum Mukminin.

.

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

  1. … Ya Tuhan kami, Tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia[20]; Maha Suci Engkau[21], maka lindungilah kami dari azab neraka[22].

[20] Bahkan di sana terdapat dalil sempurnanya kekuasaan-Mu.

[21] Yakni dari menciptakan sesuatu secara main-main.

[22] Termasuk juga di dalamnya meminta surga, karena ketika mereka meminta dilindungi dari neraka, maka secara langsung mereka juga meminta surga, akan tetapi karena besarnya rasa takut dalam hati mereka, maka mereka menyebut sesuatu yang paling merisaukan mereka.

  1. Ya Tuhan Kami, sesungguhnya orang yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh, Engkau telah menghinakannya[23], dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang yang zalim[24].

[23] Karena ia mendapatkan kemurkaan dari Allah, malaikat-Nya, wali-wali-Nya dan mendapatkan aib yang tidak dapat lolos daripadanya.

[24] Yang menolong mereka dari azab. Ayat ini menunjukkan bahwa mereka masuk ke dalam neraka karena kezaliman mereka.

  1. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar orang yang menyeru kepada iman[25], (yaitu), Berimanlah kamu kepada Tuhanmu, maka kami pun beriman. Ya Tuhan Kami[26], ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami bersama orang-orang yang berbakti[27].

[25] Yaitu Nabi Muhammad ﷺ.

[26] Dalam ayat ini terdapat dalil bagi tawassul yang disyari’atkan, yaitu tawassul dengan iman atau amal salih yang dikerjakan.

[27] Dalam doa ini terdapat permintaan taufiq agar dapat menjalankan kebaikan dan meninggalkan keburukan, di mana yang demikian dapat menjadikannya tergolong sebagai orang-orang yang berbakti dan beristiqamah di atasnya sampai wafat.

  1. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui rasul-rasul-Mu[28]. Dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak pernah mengingkari janji.

[28] Permintaan mereka agar diberikan janji Allah yang disampaikan oleh para rasul meskipun Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya adalah agar mereka digolongkan ke dalam orang-orang yang berhak menerimanya, karena mereka belum yakin termasuk orang-orang yang menerimanya, dan diulanginya kata Ya Tuhan kami berkali-kali menunjukkan sikap tadharru’ (perendahan diri yang dalam) mereka.

Janji Allah kepada Rasul-Nya di antaranya adalah mendapatkan kemenangan di dunia dan mendapatkan keridaan Allah dan surga-Nya di akhirat.

Daftar Isi: Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz Ke-4

Tafsir Jalalain

  1. … (Wahai Tuhan kami! Tidaklah Engkau ciptakan ini) maksudnya makhluk yang kami saksikan ini (dengan sia-sia) menjadi hal sebaliknya semua ini menjadi bukti atas kesempurnaan kekuasaan-Mu (Maha Suci Engkau) artinya tidak mungkin Engkau akan berbuat sia-sia (maka lindungilah kami dari siksa neraka.)
  2. (Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya barang siapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka) untuk hidup kekal di sana (maka berarti Engkau telah menghinakannya dan tiadalah bagi orang-orang yang aniaya) maksudnya orang-orang yang kafir; di sini ditempatkan zhahir pada tempat mudhmar untuk mengingatkan dikhususkannya kehinaan itu bagi mereka (dari) merupakan tambahan (seorang penolong pun) yang akan melindungi mereka dari siksa Allah Subhaanahu wa Ta’aala
  3. (Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya kami telah mendengar seorang penyeru yang menyeru) manusia (untuk beriman) kepadanya, yaitu Muhammad atau Al-Qur’an (supaya) maksudnya yakni: (‘Berimanlah kepada Tuhanmu!’ Maka kami pun berimanlah) kepada-Nya (Wahai Tuhan kami! Ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah) tutup (dari kami kesalahan-kesalahan kami) artinya janganlah dibukakan kepada umum dengan memberikan hukuman terhadapnya (dan wafatkanlah kami) cabutlah nyawa kami (bersama) golongan (orang-orang yang berbakti) yakni para nabi dan orang-orang saleh.
  4. (Wahai Tuhan kami! Berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami) (atas) artinya dengan perantaraan (para rasul-Mu) berupa nikmat dan karunia serta apa-apa yang mereka mohonkan walaupun janji Allah itu tidak bertentangan dengan permohonan orang yang meminta agar ia termasuk dalam golongan orang-orang yang diberi karunia disebabkan ia belum beroleh kepastian bahwa permohonannya itu akan dikabulkan. Mengenai disebutnya ‘Wahai Tuhan kami’ secara berulang-ulang maka itu menyatakan ketundukan dan kerendahan hati yang sedalam-dalamnya. (Dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari kiamat, sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.) yaitu janji dengan kebangkitan dan pembalasan.
Berikutnya: Merenungi Ciptaan Allah dan Berdoa kepada-Nya

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

TIDAK ADA KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Exit mobile version