Beranda Mengenal Allah Mengimani Allah Al-Baqarah Ayat 152, Latin, Arti, dan Tafsir Pilihan

Al-Baqarah Ayat 152, Latin, Arti, dan Tafsir Pilihan

Kajian Tafsir: Surah Al-Baqarah ayat 152

0
Al-Quran Juz 2: Merenungkan Kedalaman Surah Al-Baqarah ayat 142 – 252, Tulisan Latin, Arti, Tafsir: Ibnu Abbas, Hidayatul Insan, Jalalain, dan Tafsir Ibnu Katsir
Foto by: Abdullah Arif: Al-Quran Juz 2: Merenungkan Kedalaman Surah Al-Baqarah ayat 142 – 252, Tulisan Latin, Arti, Tafsir: Ibnu Abbas, Hidayatul Insan, Jalalain, dan Tafsir Ibnu Katsir

Surah Al-Baqarah ayat 152 menegaskan pentingnya mengingat Allah dalam setiap aspek kehidupan. Allah berjanji untuk mengingat mereka yang mengingat-Nya, bersyukur kepada-Nya, dan tidak mengingkari-Nya.

Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ

.

Tulisan Latin dan Arti Al-Baqarah Ayat 152

Mari kita simak keindahan surah Al-Baqarah ayat 152 dengan melihat teks dalam tulisan latin dan artinya.

Fadz kurūnī (oleh karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku).

Adzkurkum (niscaya Aku pun Ingat kepada kalian).

Wasykurūlī (dan bersyukurlah kepada-Ku).

Wa lā takfurūn (dan janganlah kalian kufur).

Simak: Surah Al-Baqarah Ayat 286: Merenungi Makna Doa Orang Mukmin

.

Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 152

Mari kita bersama-sama merenungkan makna apa yang tafsir sampaikan mengenai Surah Al-Baqarah ayat 152 ini.

.

Tafsir Ibnu Abbas

(oleh karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku) dengan cara melaksanakan ketaatan.

(niscaya Aku pun Ingat kepada kalian) dengan menganugerahkan surga. Menurut pendapat yang lain, ingatlah kalian kepada-Ku di saat lapang, niscaya Aku pun Ingat kepada kalian di saat susah.

(dan bersyukurlah kepada-Ku) atas nikmat-Ku.

(dan janganlah kalian kufur), yakni mengabaikan syukur.

Simak: Ayat Kursi, Pencerahan Jiwa dan Kehadiran Ilahi

.

Tafsir Hidayatul Insan

Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu[20]. Bersyukurlah kepada-Ku[21], dan janganlah kamu ingkar[22] kepada-Ku.

[20] Dzikrullah yang paling utama adalah jika diucapkan oleh lisan dan meresap di hati, inilah dzikr yang membuahkan ma’rifatullah (mengenal Allah), kecintaan-Nya dan pahala yang besar. Allah Subhaanahu wa Ta’aala di ayat ini memerintahkan kita untuk mengingat-Nya dan Dia menjanjikan balasan yang besar bagi mereka yang mengingat-Nya sebagaimana firman-Nya dalam hadits Qudsi: Jika ia mengingat-Ku di dalam dirinya, maka Aku akan mengingatnya di dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di keramaian, maka Aku akan mengingatnya di keramaian yang lebih baik daripadanya. (Lihat Shahihul Jami’ no. 8137)

Dzikr adalah pusat syukur, oleh karena itu di ayat ini diperintahkan secara khusus untuk berdzikr, kemudian setelahnya diperintahkan secara umum untuk bersyukur.

[21] Yakni atas nikmat-nikmat Allah yang diberikan dan dihindarkan-Nya dari berbagai musibah. Syukur itu bisa dengan hati, yakni dengan mengakuinya, bisa dengan lisan yaitu dengan memujinya dan dengan anggota badan yaitu dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Disebutkan perintah bersyukur setelah nikmat-nikmat agama berupa ilmu, penyucian jiwa dan taufiq untuk beramal untuk menerangkan bahwa nikmat-nikmat agama merupakan nikmat yang paling besar, bahkan ia merupakan nikmat yang hakiki yang akan kekal ketika semuanya sirna, dan sepatutnya bagi mereka yang diberi taufiq mencari ilmu dan mengamalkannya bersyukur kepada Allah terhadap nikmat tersebut agar Allah menambahkan karunia-Nya dan agar mereka dijauhkan dari sifat ujub.

[22] Ingkar atau kufur yang dimaksud di sini adalah ingkar kepada nikmat dan tidak mensyukurinya. Bisa juga makna kufur di sini adalah umum, yang paling parahnya adalah kufur kepada Allah kemudian maksiat yang berada di bawah syirk.

.

Tafsir Jalalain

(Karena itu ingatlah kamu kepada-Ku) yakni dengan shalat, tasbih dan lain-lain.

(niscaya Aku ingat pula kepadamu). Ada yang mengatakan maksudnya niscaya Aku balas amalmu itu. Dalam sebuah hadis qudsi diketengahkan firman Allah, Barang siapa yang mengingat-Ku dalam dirinya niscaya Aku akan ingat dia dalam diri-Ku dan barang siapa mengingat-Ku di hadapan khalayak ramai, maka Aku akan mengingatnya di hadapan khalayak yang lebih baik!

(Dan bersyukurlah kepada-Ku) atas nikmat-Ku dengan jalan taat kepada-Ku.

(dan janganlah kamu mengingkari-Ku) dengan jalan berbuat maksiat dan durhaka kepada-Ku.

Lihat: Al-Quran Juz 2: Merenungkan Kedalaman Surah Al-Baqarah

.

Tafsir Ibnu Katsir

Abdullah ibnu Wahb meriwayatkan dari Hisyam ibnu Sa’id, dari Zaid ibnu Aslam, bahwa Nabi Musa pernah berkata, Wahai Tuhan-ku, bagaimana aku bersyukur kepada-Mu? Tuhan berfirman kepadanya, Ingatlah Aku dan jangan kamu lupakan Aku. Maka apabila kamu ingat kepada-Ku, berarti kamu telah bersyukur kepada-Ku. Apabila kamu lupa kepada-Ku, berarti kamu ingkar kepada-Ku.

Al-Hasan Al-Basri, Abul Aliyah, As-Saddi, dan Ar-Rabi’ ibnu Anas mengatakan bahwa Allah Subhaanahu wa Ta’aala selalu mengingat orang yang ingat kepada-Nya, memberikan tambahan nikmat kepada orang yang bersyukur kepada-Nya, dan mengazab orang yang ingkar terhadap-Nya.

Salah seorang ulama Salaf mengatakan sehubungan dengan takwil firman-Nya:

اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقاتِهِ

Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya. (Ali Imran: 102)

Bahwa makna yang dimaksud ialah hendaknya kita taat kepada-Nya dan tidak durhaka terhadap-Nya, selalu ingat kepada-Nya dan tidak melupakan-Nya, selalu bersyukur kepada-Nya dan tidak ingkar terhadap-Nya.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Muhammad ibnus Sabbah, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Harun, telah menceritakan kepada kami Imarah As-Saidalani, telah menceritakan kepada kami Makhul Al-Azdi yang mengatakan asar berikut, bahwa ia pernah bertanya kepada Ibnu Umar, Bagaimanakah menurutmu tentang orang yang membunuh jiwa, peminum khamr, pencuri, dan pezina yang selalu ingat kepada Allah, sedangkan Allah Subhaanahu wa Ta’aala telah berfirman:  ‘Karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian ‘ (Al-Baqarah: 152)? Ibnu Umar menjawab, Apabila Allah mengingat orang ini, maka Dia mengingatnya melalui laknat-Nya hingga dia diam.

Al-Hasan Al-Basri mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian. (Al-Baqarah: 152) Makna yang dimaksud ialah: Ingatlah kalian kepada-Ku dalam semua apa yang telah Kufardukan atas kalian, maka niscaya Aku akan mengingat kalian dalam semua apa yang Aku wajibkan bagi kalian atas diri-Ku.

Menurut Sa’id ibnu Jubair artinya: Ingatlah kalian kepada-Ku dengan taat kepada-Ku, niscaya Aku selalu ingat kepada kalian dengan magfirah (ampunan)-Ku. Menurut riwayat yang lain disebutkan dengan rahmat-Ku.

Dari Ibnu Abbas sehubungan dengan takwil firman-Nya:  Karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian. (Al-Baqarah: 152) Disebutkan bahwa makna yang dimaksud ialah ‘ingat Allah kepada kalian jauh lebih banyak daripada ingat kalian kepada-Nya’.

Di dalam sebuah hadis sahih disebutkan:

يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: مَنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي، وَمَنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَأٍ خَيْرٍ مِنْهُ

Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman, Barang siapa yang ingat kepada-Ku di dalam dirinya, niscaya Aku ingat (pula) kepadanya di dalam diri-Ku; dan barang siapa yang ingat kepada-Ku di dalam suatu golongan, niscaya Aku ingat (pula) kepadanya di dalam golongan yang lebih baik daripada golongannya.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَر، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: يَا ابْنَ آدَمَ، إِنْ ذَكَرْتَنِي فِي نَفْسِكَ ذَكَرْتُكَ فِي نَفْسِي، وَإِنْ ذَكَرْتَنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُكَ، فِي مَلَأٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ -أَوْ قَالَ: [فِي] مَلَأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ دَنَوْتَ مِنِّي شِبْرًا دَنَوْتُ مِنْكَ ذِرَاعًا، وَإِنْ دَنَوْتَ مِنِّي ذِرَاعًا دَنَوْتُ مِنْكَ بَاعًا، وَإِنْ أَتَيْتَنِي تَمْشِي أَتَيْتُكَ أُهَرْوِلُ

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma’mar, dari Qatadah, dari Anas yang menceritakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman, Hai anak Adam, jika kamu ingat kepada-Ku di dalam dirimu, niscaya Aku ingat pula kepadamu di dalam diri-Ku. Dan jika kamu mengingat-Ku di dalam suatu golongan, niscaya Aku ingat pula kepadamu di dalam golongan dari kalangan para malaikat -atau beliau ﷺ bersabda, ‘Di dalam golongan yang lebih baik dari golonganmu’. Dan jika kamu mendekat kepada-Ku satu jengkal, niscaya Aku mendekat kepadamu satu hasta. Dan jika kamu mendekat kepada-Ku satu hasta, niscaya Aku mendekat kepadamu satu depa. Dan jika kamu datang kepada-Ku jalan kaki, niscaya Aku datang kepadamu dengan berlari kecil.

Sanad hadis ini sahih, diketengahkan oleh Imam Bukhari melalui hadis Qatadah yang di dalamnya disebutkan bahwa Qatadah mengatakan, Makna yang dimaksud dari keseluruhannya ialah rahmat Allah lebih dekat kepadanya.

Firman Allah Subhaanahu wa Ta’aala:

Dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kalian mengingkari (nikmat)-Ku. (Al-Baqarah: 152)

Allah Subhaanahu wa Ta’aala memerintahkan bersyukur dan menjanjikan pahala bersyukur berupa tambahan kebaikan dari-Nya. Seperti yang disebutkan di dalam ayat lain, yaitu firman-Nya:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذابِي لَشَدِيدٌ

Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian; dan jika kalian mengingkari (nikmat)-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (Ibrahim: 7)

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا رَوْحٌ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنِ الْفُضَيْلِ  بْنِ فَضَالَةَ -رَجُلٍ مِنْ قَيْسٍ حَدَّثَنَا أَبُو رَجَاءٍ الْعُطَارِدِيُّ، قَالَ: خَرَجَ عَلَيْنَا عِمْرَانُ بْنُ حُصَيْنٍ وَعَلَيْهِ مطْرف مِنْ خَزٍّ لَمْ نَرَهُ عَلَيْهِ قَبْلَ ذَلِكَ وَلَا بَعْدَهُ، فَقَالَ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِ نِعْمَةً فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ أَنْ يَرَى أَثَرَ نِعْمَتِهِ عَلَى خَلْقِهِ. وَقَالَ رَوْحٌ مَرَّةً: عَلَى عَبْدِهِ

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Rauh, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari Al-Fudail ibnu Fudalah (seorang lelaki dari kalangan Bani Qais), telah menceritakan kepada kami Abu Raja Al-Ataridi yang mengatakan bahwa Imran Ibnu Husain keluar menemui kami memakai jubah kain sutra campuran yang belum pernah kami lihat dia memakainya, baik sebelum itu ataupun sesudahnya. Lalu ia mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Barang siapa dianugerahi suatu nikmat oleh Allah, maka sesungguhnya Allah menyukai bila melihat penampilan dari nikmat yang telah Dia berikan kepada makhluk-Nya. Dan adakalanya Rauh mengatakan ‘kepada hamba-Nya.

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Selanjutnya, mari kita terus memperdalam pemahaman kita terhadap ajaran Al-Qur’an dengan merenungkan Surah Al-Baqarah Ayat 153 bersama kami di kecilnyaaku.com.

 

Exit mobile version