Beranda Mengenal Allah Mengimani Allah Al-Baqarah Ayat 118, Latin, Arti, dan Tafsir Pilihan

Al-Baqarah Ayat 118, Latin, Arti, dan Tafsir Pilihan

Kajian Tafsir: Surah Al-Baqarah ayat 118

0
Juz 1: Surah Al-Fatihah & Al-Baqarah Ayat 1-141, Latin, Arti, dan Tafsir: Ibnu Abbas, Hidayatul Insan, Jalalain, Ibnu Katsir
Juz 1: Surah Al-Fatihah & Al-Baqarah Ayat 1-141, Latin, Arti, dan Tafsir: Ibnu Abbas, Hidayatul Insan, Jalalain, Ibnu Katsir

Surah Al-Baqarah Ayat 118 menggambarkan ketidaktahuan dan kebingungan beberapa orang yang bertanya mengapa Allah tidak berbicara langsung kepada mereka atau menunjukkan tanda-tanda kekuasaan-Nya.

Allah menyatakan bahwa orang-orang yang datang sebelum mereka telah mengutarakan hal yang sama. Meskipun demikian, Allah menegaskan bahwa Dia telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada orang-orang yang yakin.

Firman-Nya:

وَقَالَ الَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ لَوْلَا يُكَلِّمُنَا اللّٰهُ اَوْ تَأْتِيْنَآ اٰيَةٌ ۗ كَذٰلِكَ قَالَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِّثْلَ قَوْلِهِمْ ۗ تَشَابَهَتْ قُلُوْبُهُمْ ۗ قَدْ بَيَّنَّا الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَ

.

Tulisan Latin dan Arti Al-Baqarah Ayat 118

Mari kita simak keindahan surah Al-Baqarah ayat 118 dengan melihat teks dalam tulisan latin dan artinya.

Wa qālal ladzīna lā ya‘lamūna (dan berkatalah orang-orang yang tidak mengetahui).

Lau lā yukallimunallāhu (Mengapa Allah tidak berbicara kepada kami).

Au ta’tīna āyah (atau suatu tanda datang kepada kami).

Kadzālika (demikianlah).

Qālal ladzīna ming qablihim (orang-orang sebelum mereka mengatakan).

Mitsla qaulihim (seperti ucapan mereka).

Tasyābahat qulūbuhum (hati mereka serupa).

Qad bayyannal āyāti (sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda).

Li qaumiy yūqinūn (kepada kaum yang meyakini).

Simak: Surah Al-Baqarah Ayat 286: Merenungi Makna Doa Orang Mukmin

.

Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 118

Mari kita bersama-sama merenungkan makna apa yang tafsir sampaikan mengenai Surah Al-Baqarah ayat 118 ini.

.

Tafsir Ibnu Abbas

(dan berkatalah orang-orang yang tidak mengetahui) tauhidullāh, yaitu orang-orang Yahudi.

(Mengapa Allah tidak berbicara kepada kami) dengan menampakkan diri.

(atau suatu tanda datang kepada kami), yaitu tanda kenabian Muhammad ﷺ agar kami mempercayainya.

(demikianlah), yakni begitulah.

(orang-orang sebelum mereka mengatakan), yakni di antara para leluhur mereka (mengatakan).

(seperti ucapan mereka), yakni mirip dengan ucapan mereka.

(hati mereka serupa), yakni ucapan mereka sama, dan hati mereka pun sejalan dengan hati leluhur mereka.

(sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda) yang berupa perintah, larangan, dan sifat Nabi Muhammad ﷺ di dalam Taurat.

(kepada kaum yang meyakini), yakni yang membenarkan.

Simak: Ayat Kursi, Pencerahan Jiwa dan Kehadiran Ilahi

.

Tafsir Hidayatul Insan

Dan orang-orang yang tidak mengetahui[8] berkata: Mengapa Allah tidak (langsung) berbicara dengan kami atau datang tanda-tanda (kekuasaan-Nya) kepada kami?[9] Demikian pula orang-orang sebelum mereka telah berkata seperti ucapan mereka itu. Hati mereka serupa[10]. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang-orang yang yakin.

[8] Baik dari kalangan ahli kitab maupun selain mereka.

[9] Tanda-tanda di sini adalah tanda-tanda sesuai yang mereka inginkan berdasarkan akal mereka yang tidak sehat dan pandangan mereka yang dangkal yang membuat mereka berani berbicara seperti itu kepada Allah Al Khaliq dan bersikap sombong kepada rasul-rasul-Nya, seperti permintaan mereka agar dapat melihat Allah (lihat Al-Baqarah: 55), permintaan agar Nabi Muhammad ﷺ menurunkan kitab langsung dari langit (lihat An Nisaa’: 153), dan seperti yang disebutkan dalam surah Al Israa’: 90-95. seperti inilah kebiasaan mereka terhadap rasul-rasul, meminta ayat-ayat yang memberatkan diri mereka, bukan ayat-ayat untuk memperoleh bimbingan, karena memang niat mereka bukan mencari yang hak, padahal para rasul telah datang membawakan ayat-ayat yang biasanya dengan ayat tersebut manusia mau beriman. Oleh karena itu, Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman, Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang-orang yang yakin.

Orang-orang yang yakin telah mengetahui dari ayat-ayat Allah dan buktinya yang begitu jelas sesuatu yang membuat mereka yakin dan hilang keraguan dan kebimbangan.

[10] Yakni ucapan tersebut tidaklah muncul kecuali karena kesamaan hati dalam kekafiran dan kesesatan.

.

Tafsir Jalalain

(Dan berkatalah orang-orang yang tidak mengetahui) yakni kaum kafir Mekah kepada Nabi ﷺ,

(Mengapa Allah tidak berbicara dengan kami) bahwa kamu adalah Rasul-Nya.

(atau datang kepada kami suatu tanda) atau bukti yang kami usulkan untuk menunjukkan kebenaranmu?

(Demikian pulalah) artinya seperti yang mereka ucapkan itu.

(dikatakan kepada orang-orang yang sebelum mereka) yakni umat-umat yang kafir terhadap nabi mereka masing-masing.

(seperti ucapan mereka) berupa pembangkangan dan permintaan mukjizat-mukjizat.

(hati mereka serupa) yakni dalam kekafiran dan pembangkangan. Ini menjadi hiburan dan bujukan bagi Nabi ﷺ

(Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang yakin) yang mengetahui bahwa ia adalah ayat atau tanda, sehingga mereka beriman. Maka mengusulkan ayat atau tanda-tanda lain merupakan dosa atau kesalahan.

Tadarus: Juz 1: Meresapi Keagungan Al-Fatihah & Al-Baqarah

.

Tafsir Ibnu Katsir

Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadanya Muhammad ibnu Abu Muhammad, dari Ikrimah atau Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rafi’ ibnu Harimalah pernah berkata kepada Rasulullah ﷺ, Hai Muhammad, jika engkau adalah seorang rasul dari Allah, seperti apa yang kamu katakan, maka katakanlah kepada Allah agar Dia berbicara langsung kepada kami hingga kami dapat mendengar kalam-Nya. Maka sehubungan dengan hal ini Allah Subhaanahu wa Ta’aala menurunkan firman-Nya:

Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata, Mengapa Allah tidak (langsung) berbicara dengan kami atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya. (Al-Baqarah: 118)

Mujahid mengatakan bahwa orang-orang yang mengatakan demikian adalah orang-orang Nasrani. Pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir, mengingat konteks ayat sedang membicarakan perihal mereka. Akan tetapi, pendapat ini masih perlu dipertimbangkan.

Imam Qurtubi telah meriwayatkan sehubungan dengan takwil firman-Nya:

Mengapa Allah tidak (langsung) berbicara dengan kami. (Al-Baqarah: 118)

Yakni berbicara kepada kami mengenai kenabianmu, hai Muhammad? Menurut kami (penulis), memang demikianlah makna lahiriah konteksnya.

Abul Aliyah, Ar-Rabi’ ibnu Anas, Qatadah, dan As-Saddi sehubungan dengan tafsir ayat ini mengatakan bahwa bagian pertama dari ayat ini merupakan perkataan orang-orang kafir Arab. Sedangkan firman-Nya: Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan mereka itu. (Al-Baqarah: 118)

Yang dimaksud dengan orang-orang yang sebelum mereka adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani. Pendapat yang mengatakan bahwa orang-orang yang mengatakan hal tersebut adalah kaum musyrik Arab diperkuat oleh firman-Nya:

Apabila datang sesuatu ayat kepada mereka, mereka berkata, Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada utusan-utusan Allah. (Al-An’im: 124), hingga akhir ayat.

Dan mereka berkata, Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dari bumi untuk kami sampai dengan firman-Nya Katakanlah, ‘Maha Suci Tuhan ku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul? (Al-Isra: 90-93)

Berkatalah orang-orang yang tidak menanti-nanti pertemuan(nya) dengan Kami, Mengapakah tidak diturunkan pada kita malaikat atau (mengapa) kita (tidak) melihat Tuhan kita? (Al-Furqan: 21), hingga akhir ayat.

Bahkan tiap-tiap orang dari mereka berkehendak supaya diberikan kepadanya lembaran-lembaran yang terbuka. (Al-Muddatsir: 52)

Masih banyak ayat lain yang menunjukkan kekufuran kaum musyrik Arab, keingkaran, dan kekerasan mereka. Permintaan yang mereka ajukan tanpa ada keperluan dengan permintaan itu hanyalah karena terdorong oleh kekufuran dan keingkaran. Perihal mereka sama dengan apa yang telah dilakukan oleh kaum-kaum terdahulu dari kalangan Ahli Kitab dan lain-lainnya, seperti yang dijelaskan oleh firman-Nya:

Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka ber-kata, Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata. (AnNisa: 153)Dan (ingatlah) ketika kalian berkata, Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang. (Al-Baqarah: 55)

Adapun firman Allah Subhaanahu wa Ta’aala:

Hati mereka serupa. (Al-Baqarah: 118)

Maksudnya, hati orang-orang musyrik Arab serupa dengan hati para pendahulu mereka dalam hal kekufuran, keingkaran, dan melampaui batas. Seperti yang diungkapkan oleh ayat lain, yaitu firman-Nya:

Demikianlah tidak seorang rasul pun yang datang kepada orang-orang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan, Ia itu adalah seorang tukang sihir atau orang gila. Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu?

Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang yakin. (Al-Baqarah: 118)

Yakni sesungguhnya Kami telah menerangkan tanda-tanda yang menunjukkan kebenaran rasul-rasul itu yang dengan adanya bukti-bukti tersebut tidak diperlukan lagi adanya pertanyaan dan tambahan lainnya bagi orang yang yakin, percaya, dan mau mengikuti rasul-rasul serta mengerti bahwa apa yang didatangkan oleh mereka adalah dari sisi Allah Subhaanahu wa Ta’aala Mengenai orang yang hati serta pendengarannya telah dikunci mati, dijadikan gisyawah (penutup) pada pandangannya, maka mereka adalah orang-orang yang disebutkan oleh firman-Nya:

Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu tidaklah akan beriman, meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan azab yang pedih. (Yunus: 96-97)

Hanya Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Selanjutnya, mari kita terus memperdalam pemahaman kita terhadap ajaran Al-Qur’an dengan merenungkan Surah Al-Baqarah Ayat 119 bersama kami di kecilnyaaku.com.

 

Exit mobile version