Salam buat ananda generasi gemilang dan sahabat yang baik. Semoga Anda sukses selalu, dilimpahkan rezeki dan semoga pula salam saya melalui postingan ini, dapat membantu kita dalam memahami ungkapan sebagai unsur kebahasaan buku fiksi dan menjadi bahan agar kita memiliki kompetensi berbahasa Indonesia untuk berbagai keperluan dalam kegiatan sosial yang sesungguhnya.
Materi ini merupakan pengembangan Materi Pembelajaran yang dirumuskan dalam RPP Bahasa Indonesia Kelas 8 Bab 9 : Mengembangkan Kegemaran Membaca.
Dan setelah mempelajari materi ini, diharapkan mampu menemukan unsur kebahasaan dan menelaah unsur-unsur buku nonfiksi.
.
Ungkapan sebagai Unsur Kebahasaan dalam Buku Fiksi
Membaca buku tidak sekadar memperoleh sejumlah informasi dan memperluas wawasan. Membaca buku fiksi khususnya, dapat menemukan hal lain yang tidak kalah menarik. Misalnya tentang diksi ataupun ragam bahasanya.
Perhatikan cuplikan berikut!
Maka, tergambarlah pula di muka Hanafi ke masa yang sudah-sudah. Zaman hubungan cintanya yang berhingga-hingga. Hidup bermanis-manis pun berlama-lama ia kenangnya. Tahulah Hanafi sekarang: Rafiah, intan yang belum digosok. Sayang, ia tidak pandai menggosoknya hingga barang itu dibanting-banting, seolah tak berharga. Sementara Corrie, berlian yang sudah digosok, harganya tidak ternilai-nilai, tapi suami yang celaka tak pandai memakainya, dan enyahlah harta itu dari rangkulannya. Hanafi menyesali dirinya tidak berhingga-hingga. Maka ditutupnyalah mukanya dengan kedua belang tahannya, lalu menangis mengusak-ngisak sambil berseru dalam hatinya, ”Oh, Corrie, Corrie istriku! Di manakah engkau sekarang. Lihatlah suamimu menyadari untung, lekaslah kembali, supaya kita menyambung hidup kembali seperti dulu.” (Novel Salah Asuhan Balai Pustaka, 2010, Abdul Muis). |
Perhatikan kata-kata menyambung hidup dalam cuplikan cerita tersebut. Cobalah selidiki kekhasannya. Bandingkanlah dengan kelompok-kelompok kata yang lain. Misalnya, dengan menyambungkan tali, hidup sederhana, hidup susah. Dari cara itu, akan lebih tampak kekhasan kata-kata tersebut.
Kelompok kata yang memiliki kekhasan seperti itu disebut sebagai ungkapan.
Apa yang dimaksud dengan ungkapan itu?
Ungkapan adalah kata atau kelompok kata yang bersusunan tetap dan mengandung makna kiasan.
Berilah beberapa contoh ungkapan lainnya !
Contoh ungkapan:
lapang dada
berat hati
ringan tangan
Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan-ungkapan berikut!
- berat hati
- berat sebelah
- besar kepala
- besar mulut
- tangan kanan
- kaki tangan
- panjang tangan
- mata-mata
- mata keranjang
- mata hati
Contoh kalimat dengan menggunakan ungkapan
- Walau dengan berat hati, ibunya melepaskan juga kepergian anaknya untuk merantau.
- Wasit itu memimpin pertandingan terkesan berat sbelah.
- Sifat besar kepala adalah wataknya makhluk terkutuk.
- Dasar orangnya besar mulut, kedua anak polos itu terperangkap ke dalam jebakannya.
- Pak Yodin merupakan tangan kanannya Pak Ismat.
- Sebagai kaki tangan Pak Ismat, Pak Yodin harus patuh terhadap perintahnya.
- Jadi orang, janganlah panjang tangan!
- Ia pernah menjadi mata-mata yang menjajah negaranya.
- Dasar mata keranjang, pikirannya selalu jorok.
- Sebelum mengambil keputusan, gunakanlah mata hati agar tidak menyesal.
Makna ungkapan tersebut adalah:
- berat hati untuk mengungkapkan tidak tega, tidak ikhlas
- berat sebelah bermakna memihak salah satu, tidak adil
- besar kepala untuk mengungkapkan sombong/bangga/pongah
- besar mulut maknanya bohong, suka membual
- tangan kanan maknanya orang kepercayaan
- kaki tangan maknanya orang suruhan, anak buah
- panjang tangan untuk mengungkapkan suka mencuri
- mata-mata maknanya kaki tangan musuh
- mata keranjang untuk mengungkapkan pelaku pikiran kotor
- mata hati untuk mengungkapkan hati nurani
Secara berkelompok, carilah contoh ungkapan lain dalam sebuah buku fiksi (novel). Jelaskan makna dari ungkapan-ungkapan tersebut!
Contoh Ungkapan
|
Petikan Kalimat & Judul Novel, Halaman |
Arti
|
Dalam buku fiksi, ungkapan mudah untuk dijumpai. Di samping itu, dapat pula kita menemukan unsur menarik lainnya dari suatu fiksi, seperti tema yang khas, penggambaran latar yang menakjubkan, karakter tokoh-tokoh yang memesona, dan amanat yang menyentuh relung hati.
Yang merupakan unsur-unsur fiksi adalah:
Tema
Tokoh
Alur
Latar
Amanat
Gaya bahasa
Demikian, semoga ada manfaatnya.
Salam literasi.
BACA JUGA : Materi Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 7 Semester 1
Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bahasa Indonesia SMP/MTs. Kelas VIII Edisi Revisi 2017.