Materi pembelajaran kali ini merupakan lanjutan dari materi sebelumnya dalam menelaah unsur-unsur penting buku fiksi dan nonfiksi. Dan pembelajaran kali ini yaitu tentang unsur-unsur menarik lainnya dalam buku fiksi.
Kita awali dengan pertanyaan, apa yang menyebabkan seseorang tertarik untuk membaca?
Ketertarikan seseorang untuk membaca pasti disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya:
- adanya sesuatu yang bermanfaat dalam bacaan itu
- sesuai dengan dunia atau kebutuhannya
- untuk mendapatkan informasi
- untuk memperoleh hiburan
- untuk memperoleh pengalaman-pengalaman hidup
Ketertarikan seseorang untuk membaca pasti disebabkan oleh adanya sesuatu yang bermanfaat dalam bacaan itu, Misalnya, seorang petani akan membaca buku tentang cara pengelolaan lahan pertanian yang efektif. Hal itu dilakukannya karena bacaan itu dianggapnya bermanfaat bagi dirinya sebagai seorang petani.
Berbeda lagi kalau pembacanya itu seorang pelajar, ia akan lebih tertarik pada buku-buku yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi ataupun berita-cerita yang terkait dengan lomba karya ilmiah remaja. Bacaan-bacaan seperti itu dianggapnya menarik karena sesuai dengan dunia atau kebutuhannya.
Daya tarik seperti itu juga dimiliki oleh karya-karya fiksi, seperti antologi puisi, cerita pendek, atau novel. Tentu saja faktor penyebabnya tidak sama dengan bacaan yang berupa karya nonfiksi. Seseorang membaca cerpen bukan untuk mendapatkan informasi.
Pada umumnya seseorang membaca cerpen untuk memperoleh hiburan ataupun pengalaman-pengalaman hidup.
Daya hibur sebuah cerpen bisa disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya:
- Unsur tema yang unik dan menarik
- Terpesona oleh penyajian latar atau gaya bercerita pengarang yang memukau dan menghanyutkan
- Unsur penokohan yang menimbulkan kesan tersendiri sehingga terkagum-kagum oleh sifat seorang tokoh yang ada di dalamnya
- Amanatnya yang menyentuh relung hati
- Alurnya yang surprise dan penuh kejutan
- Konflik cerita itu yang menegangkan
- Pilihan kata yang digunakan pengarang
Perhatikan cuplikan cerita berikut!
Apakah cinta pantas dikenang?Apakah cinta dibangun demi memberikan rasa kehilangan? Pertanyaan itu mengganggu pikiranku. Mengganggu perasaanku. Sepulang dari pemakaman seorang tetangga yang mati muda, aku lebih banyak berpikir ketimbang bicara. Iring-iringan pelayat lambat laun menyurut. Satu per satu menghilang ke dalam gang rumah masing-masing. Seakan-akan turut mencerai-beraikan jiwaku. Kesedihan mendalam pada keluarga yang ditinggalkan, tentu akibat mereka saling mencintai. Andai tak ada cinta di antara mereka, bisa jadi pemakaman ini seperti pekerjaan sepele yang lain, seperti: mengganti tabung dispenser, menyapu daun kering di halaman, atau menyobek kertas tagihan telepon yang kedaluwarsa. Seandainya aku tidak mencintaimu, tidak akan terbit rindu sewaktu berpisah. Tak ingin menulis surat atau meneleponmu. Tidak memberimu bunga saat ulang tahun. Tidak memandang matamu, menyentuh tanganmu,dan sesekali mencium. (Cerpen “Hari Terakhir Mencintaimu”, karya Kurnia Effendi). |
Daya tarik cuplikan cerita tersebut tampak pada temanya, yakni tentang ….
cinta
Bagi orang yang sedang mengalami perasaan seperti itu, tema ini sangat menarik.
Selain itu, cuplikan tersebut punya daya tarik dalam kata-katanya yang puitis. Misalnya, pada kata-kata Seandainya aku tidak mencitaimu, tidak akan terbit rindu sekatu berpisah.
Perhatikan pula cuplikan cerita berikut!
Deg! Jantung Leya bagai bergenti berdetak, beberapa saat. Kemudianberdebur keras, menyesakkan napasnya. Tubuhnya tegak kaku di bangkunyaCuma matanya berputar cepat, memandang ketiga orang yang duduk di sekitarnya dengan perasaan campur aduk: cemas, gelisah, juga penasaran. Sejenak muncul keraguan di hatinya, tak percaya pada apa yang ditulisgadis itu. Tapi sikap gadis itu, ketakutan yang terpancar jelas di wajah dan matanya, menghapus keraguan Leya. Ia yakin, sangat yakin, gadis itu benarbenar dalam bahaya. Tapi bahaya apa? Dan, apa dia mau menolong? Dan—Leya menundukkan kepalanya, berpura-pura membaca, lalu berusaha menenangkan perasaannya dengan menarik napas dalam-dalam dan mencoba memikirkan bagaimana ia harus bersikap. Seluruh kegembiraannya liburan ini, lenyap sudah. Ketenangannya betul-betul terganggu. (Cerpen ”Detik-detik Perjalanan” oleh Dea F. dalam www.ceritaku.com) |
Cuplikan cerpen di atas memiliki daya tarik pada cara pengarang mendeskripsikan perasaan dan keadaan tokohnya. Pengarang begitu cermat sehingga pembaca mendapatkan gambaran yang sejelas-jelasnya tentang suasana hati tokoh Leya.
Selain dalam cara bercerita, banyak hal yang dapat menyebabkan suatu cerpen menjadi menarik. Daya tarik itu mungkin disebabkan oleh temanya yang unik, alurnya yang mengejutkan, atau konfliknya yang menegangkan. Apabila bacaan itu berupa buku secara utuh, daya tariknya itu mungkin pula pada ilustrasi gambar atau jilid bukunya. Dengan daya-daya tarik itulah yang menyebabkan pembaca mau menikmati suatu bacaan hingga tuntas.
BACA JUGA : Materi Bahasa Indonesia K-13 Berliterasi
Kegiatan 9.7
- Bacalah cerpen di bawah ini dengan baik!
- Catatlah hal-hal menarik dari cerpen di bawah ini, yakni berkenaan dengan unsur-unsur di bawah ini. Kerjakan bersama kelompokmu!
Unsur Cerita |
Daya Tarik |
a. Tema
b. Alur c. Penokohan d. Setting e. Gaya Bahasa |
- Secara bergiliran, laporkanlah hasilnya di depan kelompok lainnya untuk mereka nilai dengan menggunakan rubrik seperti berikut!
Aspek |
Nilai (1-4) |
Keterangan |
a. Kesesuaian jawaban dengan isi cerita
b. Kelengkapan unsur-unsur jawaban c. Kejelasan pemaparan jawaban d. Kebakuan ejaan/tanda baca |
Demikian, semoga ada manfaatnya.
Salam literasi.
Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Bahasa Indonesia SMP/MTs. Kelas VIII Edisi Revisi 2017.