Setelah berakhirnya Angkatan Pujangga Baru, muncul Angkatan ’45.
’45
Sejarah
sastra Indonesia
disebut Angkatan ’45
suatu dekade yang muncul
setelah berakhir Angkatan Pujangga Baru
Pujangga Baru dianggap gagal jalankan gagasan
yang hanya mentok pada belandanisasi
acuan inspirasi hanya dari Belanda saja
Angkatan ’45 tampil meluruskan persepsi
konsep humanisme universal menjadi acuan
sebuah konsep Surat Kepercayaan Gelanggang
yang ingin bebas berkarya
sesuai alam kemerdekaan dan hati nurani
’45
ekspresif
dan juga realistis
fungsional bagi masyarakat
’45
seni
untuk masyarakat
pengalaman hidup
gejolak sosial-politik-budaya
mewarnai karya sastra
bercerita perjuangan
ekspresionisme
realistik
hal gaya
agar berguna
diterima masyarakat
ditengah gencarnya perjuangan
mempertahankan Indonesia merdeka
Angkatan ’45 menyadari fungsi sosial
memikirkan letak kebermanfaatan
karena mereka hidup dan tumbuh
di dalam masyarakat
Chairil Anwar
muncul dalam panggung
menampilkan sajak-sajak bernilai tinggi
memberikan sesuatu yang baru
puisinya yang pendek
padat, berbobot
berpengaruh
bagi dunia sastra tanah air
Angkatan ini pun memiliki sebutan:
Angkatan ’45
Angkatan Chairil Anwar
Angkatan Kemerdekaan
Angkatan Sesudah Pujangga Baru
Angkatan Sesudah Perang
Angkatan Pembebasan
Generasi Gelanggang
Pujangga Glanggang
Angkatan Perang
Dengan tokoh berikut karyanya:
Chairil Anwar
Deru Campur Debu
Pulanglah Dia si Anak Hilang
Kena Gempur
Kerikil Tajam
Yang Terempas dan Yang Putus
Idrus
Aki
Anak Buta
Keluarga Surono
Perempuan Dan Kebangsaan
Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
Akhdiat Kartamiharja
Bentrokan Dalam Asrama
Kesan dan Kenangan
Atheis
Rivai Marlaut
Kimono Hanyut
Dokter Haslinda
Effedi di Laut Dansa
Korban Keroncong Rimba
Saadah Alim
Pearl S Buck
Pembalasannya
Angin Timur Angin Barat
Usmar Ismail
Mutiara dari Nusa Laut
Permintaan Terakhir
Puntung Berasap
Asokamala Dewi
Ayahku Pulang
Trisno Sumardjo
Katahati dan Perbuatan
Dr.Abu Hanifah (El-Hakim)
Taufan di atas Asia
Dokter Rimba
Kita Berjuang
Amal Hamzah
Bingkai Retak
Sine Nomine
Teropong
Rivai Apin
Mual
Pelarian
Jembatan Patah
Chairil Anwar dengan Maut
Asrul Sani
Deadlock pada Puisi Emosi Semata
Sahabat Saya Cordiaz
Bola Lampu
Utuy Tatang Sontani
Bungah Rumah Makan
Orang-orang Sial
Awal dan Mira
Tambera
Suling
Rosihan Anwar
Raju Kecil
Radio Masyarakat
Bajak Laut di Selat Malaka
Pramudya Ananta Toer
Midah Si Manis Bergigi Emas
Bukan Pasar Malam
Dia yang Menyesal
Keluarga Gerilya
Perburuan
Moctar Lubis
Tidak Ada Esok,roman
Jalan Tak Ada Ujung
Kisah Dari Eropa
Tanah Gersang
Perempuan
Zuber Usman
Puteri Bunga Karang
Tamasya dengan Perahu Bugis
Armizin Pane
Belenggu
Jiwa Berjiwa
Gamelan Djiwa
Djinak-djinak Merpati
Kisah Antara Manusia
Habis Gelap Terbitlah Terang
Suman HS
Mentjari Pentjuri Anak Perawan
Kasih ta’ Terlarai
Pertjobaan Setia
Asrul Sani, bersama Rivai Apin dan Chairil Anwar
Tiga Menguak Takdir (1950)
Tokoh-tokoh Angkatan ‘45
Hidup dan lahir pada masa revolusi kemerdekaan
Masa-masa itu sangat mempengaruhi karakteristik karya
Karya sastra dipengaruhi peristiwa- peristiwa penting
Penjajahan Jepang
Proklamasi kemerdekaan
Agresi Militer Belanda I
Agresi Militer Belanda II
Penyerahan kedaulatan RI
Kegetiran nasib
penjajahan yang menindas
berkelit dari sensor penguasa
berkembang sastra simbolik
muncul ungkapan
singkat-padat
gaya Chairil Anwar dalam puisi
dan kesederhanaan baru
kalimat pendek-pendek nan lugas
gaya Idrus dalam prosa
Karya Angkatan ‘45
membuang tradisi lama
menciptakan bentuk baru
revolusioner dalam bentuk dan isi
sesuai getaran sukmanya yang merdeka
seni untuk menopang manusia dan dunia yang sedalamnya
mengutamakan isi dalam pencapaian tujuan nyata
menerima pengaruh unsur sastra asing
mengutamakan ekspresi yang jernih
mengutamakan cara-cara pribadi
martabat manusia
Ciri-ciri
mementingkan isi daripada bentuk
bertema perjuangan kemerdekaan
bercorak bebas, tidak terikat
individualistis
realitas
universitalitas
berlatar perang kemerdekaan
Bahasa Indonesia yang berjiwa
filsafat eksistensialisme mulai dikenal
bergaya ekspresionisme dan beraliran realism
Demikian, semoga dapat menambah wawasan dalam khazanah kesusastraan Indonesia.
BACA JUGA : Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas 8
Sumber:
Aminudin.2015. Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Aglesindo.
K.S, Yudiono. 2010. Pengantar Sejarah Sastra Indonesia. Jakarta: PT Grasindo
Mahayana, Maman. S. 2007. Ekstrinsikalitas Sastra Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Redaksi PM.2012. Sastra Indonesia Paling Lengkap. Depok. Pustaka Makmur
Rosidi, Ajip. 1991. Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia. Bandung, Binacipta.