Materi ini dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar 3.10 Menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dan didengar.
Bagian ini membahas materi tentang struktur teks pantun. Dengan demikian peserta didik diarahkan untuk memahami struktur teks pantun dalam rangka untuk memudahkan saat mengonstruksi/menyajikan gagasan, perasaan, dan pendapat dalam bentuk teks pantun. Dan aktivitas yang dikembangkan adalah menelaah pola pengembangan pantun.
Bahan Bacaan
Struktur Pantun adalah empat baris dalam setiap bait dengan pola pengembangan dua baris sampiran dan dua baris isi. Sampiran diletakkan pada baris pertama dan baris kedua, sedangkan isi pantun ada pada baris ketiga dan keempat.
Sering kita mendengar kata sampiran. Supaya tidak salah arti, mari kita buka dulu Kamus. Bentuk dasar sampiran adalah sampir. KBBI menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan sampiran adalah (1) gantungan; sampaian; (2) paruh pertama pada pantun, yaitu baris kesatu dan kedua berupa kalimat yang biasanya hanya merupakan persediaan bunyi kata untuk disamakan dengan bunyi kata pada isi pantun (biasanya kalimat pada sampiran tidak ada hubungannya dengan bagian isi);
sampir/sam-pir, menyampirkan/me-nyam-pir-kan artinya menyampaikan atau menggantungkan pakaian dan sebagainya pada gantungan (tali jemuran dsb): Ibu menyampirkan cucian basah di pagar halaman;
sampiran, bersampiran artinya (1) mempunyai sampaian atau gantungan; (2) mempunyai sampiran: pantun adalah bidal yang mempunyai sampiran;
tersampir artinya tergantung;
Dari arti tersebut dapat disimpulkan bahwa pantun memiliki dua baris yang maknanya tidak berhubungan dengan maksud yang disampaikan. Baris kesatu dan kedua hanya merupakan pengantar untuk masuk kepada pokok/isi yang disampaikan. Kalimat pada baris kesatu dan kedua merupakan kalimat yang berdiri sendiri. Baris kesatu dan baris kedua tersebut disebut sampiran. Sedangkan baris ketiga dan baris keempat disebut isi.
Hebat sekali nenek moyang kita ya! Betapa bijaksananya leluhur kita. Leluhur kita hendak mengatakan sesuatu, menegur bahwa sesuatu itu kurang baik atau menasihati orang itu secara tidak langsung agar orang yang dituju tidak merasa malu atau dipojokkan.
Ini bukan berarti orang tua kita tidak tegas kalau hendak mengatakan sesuatu, tetapi dapat dikatakan bahwa orang tua kita memiliki gaya tersendiri dalam mengungkapkan sesuatu. Melalui pantun leluhur kita terkesan lebih santun. Melalui pantun orang tua kita menghibur orang dengan permainan bunyi bahasa yang indah.
Pantun dikembangkan dengan pola bunyi akhir setiap larik yang teratur (a – b – a – b). Pantun terikat oleh aturan bunyi akhir (berima). Bunyi akhir baris kesatu dan baris kedua harus berbeda. Bunyi akhir baris ketiga harus sama dengan baris kesatu. Dan bunyi akhir baris keempat harus sama dengan bunyi akhir baris kedua.
Contoh menelaah pantun berdasarkan strukturnya
Ambillah kapas menjadi benang Ambillah benang menjadi kain Kalau kamu ingin dikenang Berbuat baiklah dengan orang lain Penelaahan Struktur penyajian pantun dua larik sampiran dan dua larik isi pantun. Dua larik pertama merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan 4. Makna/isi pada larik 1 dan 2 dengan larik 3 dan 4 tidak berhubungan. |
Agar kita lebih memahami dalam menelaah pola pengembangan pantun, pada aktivitas ini terdapat juga lembar kegiatan peserta didik (LKPD) yang dapat membantu memberikan pengalaman pembelajaran tentang pola pengembangan pantun. Bandingkan jawaban itu dengan kunci jawaban berikut!
LIHAT : LKPD Menelaah Pola Pengembangan Pantun
Kunci Jawaban
- Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan struktur/pola penyajiannya!
Membeli buku di daerah pecinan Membeli buku lebih dari satu Janganlah menunda pekerjaan Hindari menyia-nyiakan waktu |
Struktur penyajian pantun tersebut terdiri dari dua larik sampiran dan dua larik isi.
Jawab : B
2. Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan struktur/pola penyajiannya!
Beli nasi ke tempat Mbak Lulu Beli pensil ke toko Cak Mamat Sebaiknya kau pikir dahulu Demi keputusan yang tepat |
Struktur penyajian pantun tersebut adalah larik 1 dan 2 merupakan sampiran sedangkan larik 3 dan 4 merupakan isi.
Jawab : A
3. Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan struktur/pola penyajiannya!
Di Bengkulu tumbuh bunga raflesia Bunga unik tanpa duri alangkah indahnya alam Indonesia Marilah kita jaga agar lestari |
Pola penyajian larik pada pantun tersebut adalah larik pertama dan ketiga mempunyai rima akhir yang sama.
Jawab : B
4. Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan struktur/pola penyajiannya!
Fatamorgana ternyata semu Namun indahnya tiada terkira Patuhilah selalu nasihat ibumu Agar hidupmu tidak sengsara |
Pola penyajian larik pada pantun tersebut adalah rima akhir setiap baris adalah a-b-a-b.
Jawab : C
5. Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan struktur/pola penyajiannya!
Ke pasar beli balon udara Di tengah jalan balonnya meletus Betapa hati sangat gembira Nilai ujian dapat seratus |
Pola penyajian pantun tersebut adalah Bunyi akhir baris kesatu hanya merupakan persediaan bunyi kata untuk disamakan dengan bunyi akhir baris ketiga.
Jawab : B
6. Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan struktur/pola penyajiannya!
Buah nangka buah kedondong Rasanya enak bikin ketagihan Jadi anak janganlah berbohong Harus berkata jujur ke teman |
Pola penyajian pantun tersebut adalah Bunyi akhir baris kedua mengikuti bunyi akhir baris keempat.
Jawab : D
7. Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan struktur/pola penyajiannya!
Pergi ke pasar membeli kain Kainnya bagus harganya murah Belajar itu harus tekun dan rajin Agar jadi pintar saat di sekolah |
Cara pengembangan isi pantun tersebut adalah Kalimat “Pergi ke pasar membeli kain” merupakan pengantar untuk masuk pada kalimat “Belajar itu harus tekun dan rajin.”
Jawab : B
8. Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan struktur/pola penyajiannya!
Burung camar burung kenari Kepakkan sayap terbang ke udara Jadi anak yang baik hati Harus patuh pada orang tua |
Cara pengembangan isi pantun tersebut adalah Kalimat “Kepakkan sayap terbang ke udara” merupakan pengantar untuk masuk pada kalimat “Harus patuh pada orang tua.”
Jawab : C
9. Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan struktur/pola penyajiannya!
Ayo kita pergi tamasya Bisa ke gunung atau ke pantai Ayo kita menyanyi bersama Biar suasana semakin ramai |
Berdasarkan pola penyajian isi pantun tersebut dapat disimpulkan bahwa sampiran yang terdapat pada larik 1 dan 2 dengan isi pantun pada larik 3 dan 4 tidak berhubungan.
Jawab : A
10. Bacalah teks pantun berikut dengan cermat!
…. Tidak lupa membeli gula Bangun pagi di hari minggu Saatnya jalan bareng keluarga |
Kalimat yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah Pergi ke pasar bersama ibu.
Jawab : D
Uraian
Alangkah terang sinar mentari
Tatkala aku tengah di teras Alangkah senang di hati ini Tatkala jadi juara kelas |
Jawab : Struktur penyajian pantun dua larik sampiran dan dua larik isi pantun. Dua larik pertama merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan 4. Makna/isi pada larik1 dan 2 dengan larik 3 dan 4 tidak berhubungan.
Demikian, semoga ada manfaatnya.
LIHAT MATERI : Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP Semester Genap
Sumber:
Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas VII. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Cetakan ke-4, 2017 (Edisi Revisi)
Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas VII. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Cetakan ke-4, 2017 (Edisi Revisi)
Paket Unit Pembelajaran Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2019.