Materi Ajar: Mengutip dalam Blog

0
1407

Bagi yang sudah terbiasa menulis, baik untuk kepentingan karya ilmiah, menulis suatu cerita, mengutip untuk sebuah blog atau yang lainnya. Pemakaian tanda baca sudah bukan masalah lagi, karena sudah terbiasa mempraktikkannya . Tetapi bagi saya yang mencoba memulai menulis, pemahaman penggunaan tanda baca menjadi sesuatu hal yang sangat dibutuhkan.Dalam suatu postingan, kadang-kadang kita mengutif pendapat orang lain. Hal ini dilakukan untuk memperkuat suatu ide, membandingkan suatu ide dengan ide yang lainnya, memperjelas suatu maksud, mempertegas hal dan menjadikan suatu rujukan atau referensi. Dengan demikian pemahaman mengenai penggunaan kalimat langsung dan kalimat tak langsung mutlak diperlukan.

Kalau kita mengutip kalimat dari suatu sumber dan menuliskannya sama persis dengan apa yang ada di sumber tersebut, maka itu disebut kalimat langsung. Contoh penggunaan kalimat langsung.

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barang siapa yang senang untuk bertemu Allah, maka Allah senang untuk bertemu dengannya, dan barang siapa yang benci untuk bertemu dengan-Nya (Allah), maka Allah benci untuk bertemu dengannya.”

Kalimat di atas terdiri dari dua kalimat, yaitu: Nabi Muhammad SAW bersabda, disebut kalimat pengiring. Dan kalimat, barang siapa yang senang untuk bertemu Allah, maka Allah senang untuk bertemu dengannya, dan barang siapa yang benci untuk bertemu dengan-Nya (Allah), maka Allah benci untuk bertemu dengannya. Disebut kalimat kutipan.

Tiga hal yang harus kita perhatikan pada penulisan kalimat langsung, yaitu: 1) setelah kata bersabda memakai tanda baca koma (,) hal ini untuk memisahkan kalimat pengiring dengan kalimat petikan; 2) pada awal dan akhir kalimat petikan memakai tanda baca petik dua (“…..”); dan 3) pada awal kalimat kutipan harus menggunakan huruf kapital, misalnya, “Barang siapa yang …. ; 4) tanda baca titik (.), atau tanda baca tanya (?),  atau tanda baca seru (!) pada bagian akhir kalimat ditulis sebelum tanda kutip (…dengannya.”); 5) kalau kita mengutip sebuah dialog yang berurutan, maka tanda baca koma (,) setelah kalimat pengiring diganti dengan tanda baca titik dua (:) misalnya:

Wartawan        :  “Apakah Bapak bisa menjelaskan, bagaimana cara merawat padi yang baik?”

Petani              :  “Oh, kalau itu gampang-gampang susah.”

Sering terjadi pula bahwa pola susunan kalimat langsung diawali dengan kalimat kutipan kemudian diiringi kalimat pengiring, misalnya: “Kita harus mewaspadai dampak banjir, agar masyarakat terhindar dari berbagai penyakit!” kata pak Lurah.

Menulis pada sebuah blog, kadang juga menggunakan kalimat yang berisikan pernyataan orang lain. Kalimat tersebut disebut kalimat tidak langsung. Walaupun kita mengutip apa yang dijelaskan seseorang, tetapi tidak usah memakai tanda baca petik dua (“). Ciri kalimat tidak langsung adalah, adanya perubahan kata ganti orang, dan biasanya memakai kata penghubung “bahwa”


BACA JUGA : Materi Bahasa Indonesia Kategori Kebahasaan

Misalnya :

Bu guru berkata bahwa saya harus rajin belajar.

Ayah menyuruh bahwa saya harus segera mengunjungi nenek.

Demikianlah, semoga menjadi acuan saya dalam menulis sesuatu hal.

 

Bandung, 26 Mei 2016

 

Artikel SebelumnyaKisah: Keuntungan Menulis di Blog
Artikel SelanjutnyaMakna Segala Puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini