Makalah Kedua Puluh Enam : Sepuluh Hal yang Menyebabkan Hati Mati
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Syaik Al Balkhi berkata,” Suatu saat Ibrahim Bin Adham berjalan di pasar Basrah, maka orang yang mengetahui kedatangannya berkumpul mengerumuninya.
وقال إبراهيم بن أدهم رحمه الله حين سألوه عن قوله تعالى أدعوني
أستجبْ لكم
Di antara mereka ada yang bertanya mengenai firman Allah swt,” Berdoalah kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkan doa kalian.” (terjemahan QS. Al Mukmin:40)
وإنا ندعو فلم يستجب لنا. فقال: ماتت قلوبكم من عشرة أشياء
Orang yang bertanya itu selanjutnya berkata,” Padahal kami sudah sering berdoa, akan tetapi Allah tetap tidak mengabulkan doa kami.”
Ibrahim bin Adham berkata,”Wahai penduduk Basrah, sesungguhnya hati engkau telah mati oleh sepuluh sebab, maka bagaimana mungkin Allah mengabulkan doa engkau. Kesepuluh sebab yang menyebabkan hati engkau mati adalah:
أولها أنكم عرفتم الله ولم تؤدوا حقه
Engkau mengenal Allah akan tetapi tak mau menunaikan-Nya (tak mau melaksanakan perintah-Nya dan tak mau menjauhi dan meninggalkan larangann-Nya)
وقرأتم كتاب الله ولم تعملوا به
Engkau suka membaca kitab Allah akan tetapi tetap tak mau mengamalkannya
وادعيتم عداوة إبليس وواليتموه
Engkau mengetahui bahwa iblis itu musuh akan tetapi tetap mengikuti perintahnya
وادعيتم حب الرسول وتركتم أثره وسنته
Engkau menyatakan cinta kepada Rasulullah saw. akan tetapi meninggalkan Sunnahnya
وادعيتم حب الجنة ولم تعملوا لها
Engkau menyatakan cinta surga, akan tetapi tak mau mengamalkan amalan ahli surga
وادعيتم خوف النار ولم تنتهوا عن الذنوب
Engkau mengakui takut siksa neraka, akan tetapi tetap saja berbuat dosa
وادعيتم أن الموت حق ولم تستعد وا له
Engkau mengakui bahwa kematian itu haq (benar), akan tetapi tidak pernah menyiapkan bekal untuk menghadapinya
واشتغلتم بعيوب غيركم وتركتم عي وب أنفسكم
Engkau selalu memperhatikan aib orang lain, akan tetapi tak mau memperhatikan aib diri sendiri,
وتأكلون رزق الله ولا تشكر ونه
Engkau suka makan rezeki Allah, akan tetapi tak pernah bersyukur kepada-Nya
وتدفنون موتاكم ولا تعتبرون
Engkau sering mengubur orang yang meninggal, akan tetapi tidak mau mengambil pelajaran darinya.
Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat.
رَبَّنَا آتِنَا فِيْ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار
والسلام علىكم ورحمة الله و بركاته
“Nashaihul Ibad,” Karya Ibnu Hajar Al Asqalany, Syarah oleh Muhammad Nawawi bin ‘Umar